REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU), Pramono Ubaid Tanthowi, mengatakan 20 pertanyaan yang menjadi kisi-kisi debat pilpres 17 Januari mendatang tidak untuk disebarluaskan. Kisi-kisi tersebut sudah resmi disampaikan kapada masing-masing tim capres-cawapres pada Kamis (9/1) malam.
"Pertanyaan itusudah rapi. Semalam sudah diberikan pukul 23.00 WIB, Kamis malam, kepada kedua wakil dari masing-masing perwakilan tim capres-cawapres," ujar Pramono kapada wartawan di Kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (10/1).
Dari kisi-kisi itu, kata dia, KPU ingin menggali gagasan, wawasan dan sikap politik serta visi-misi paslon. Karena itu, pertanyaan yang disampaikan dalam debat mendatang bertujuan menggali lebih dalam poin-poin yang ditawarkan oleh masing-masing paslon.
Terutama, terkait empat bidang, yakni hukum, HAM, korupsi dan terorisme yang diwujudkan dalam strategi lima tahun yang akan datang. Daftar kisi-kisi pertanyaan itu, lanjut Pramono, diserahkan dan disertai dengan pernyataan untuk tidak menyebarluaskan hal tersebut.
"Masing-masing tim sudah menandatangani surat pernyataan bahwa daftar pertanyaan ini bukan untuk disebarluaskan, kecuali diberikan kepada paslon. Nanti terserah paslon membukanya dan membahasnya dengan lingkungan yang sangat terbatas, mungkin dengan konsultannya atau bagaimana," tegas Pramono.
Selain itu, KPU pun memastikan daftar pertanyaan diserahkan dalam amplop tertutup. "Kami pastikan dua amplop yang kita berikan kepada kedua wakil paslon ini adalah sama dan tak berbeda sama sekali. Di dalamnya ada 20 pertanyaan," tegas Pramono.
Sebagaimana diketahui, debat pertama capres-cawapres Pemilu 2019 akan digelar di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, 17 Januari 2019. Debat dimulai pukul 19.00 WIB. Debat pertama ini akan mempertemukan pasangan capres-cawapres Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga Uno.
Debat tersebut akan mengangkat empat tema, yakni hukum, HAM, korupsi dan terorisme. Secara keseluruhan, debat akan dibagi dalam enam segmen dengan durasi total 120 menit dan dipandu oleh dua moderator, Ira Koesno-Imam Priyono.