Kamis 10 Jan 2019 13:06 WIB

Polisi Sebut Ada Penyandang Dana Hoaks Tujuh Kontainer

Polisi masih mencari tokoh intelektual dan penyandang dana tersebut.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Ratna Puspita
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Mabes  Polri, Jakarta Selatan, Kamis (20/12).
Foto: Republika/Ijal Rosikhul Ilmi
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (20/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polisi menyebut kemungkinan adanya penyandang dana dalam kasus hoaks tujuh kontainer surat suara tercoblos. Saat ini, polisi masih mencari tokoh intelektual dan penyandang dana tersebut. 

"Tidak menutup kemungkinan ada aktor intelektualnya kemudian penyandang dananya ada. Apabila ada fakta hukum di situ tim ini akan bekerja secara maksimal," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (10/1).

Polisi masih mendalami keterangan tersangka bernama Bagus Bawana Putra sebagai tersangka utama pembuat konten hoaks tujuh kontainer. Pendalaman itu untuk mengetahui motif pembuatan hoaks tujuh kontainer tersebut. 

"Keterangan BBP sangatbpenting untuk mengungkap aktor intelektual atau buzzer lain yang terlibat secara aktif di dalam penyebaran berita hoaks tersebut," kata Dedi. 

Bagus Bawana Putra sendiri diketahui merupakan Ketua Koalisi Relawan Nasional pasangan Capres Prabowo Sandiaga. Namun, Dedi mengatakan, polisi tidak langsung mengaitkan posisinya tersebut dengan motif Agua menciptakan hoaks tujuh kontainer.

"Kami fokus ke fakta hukum bahwa BBP adalah pembuat konten tersebut. Motif masih didalami," kata Dedi menegaskan.

Dengan demikian, sudah ada empat tersangka dalam kasus hoaks tujuh kontainer dengan Bagus Bawana Putra sebagai tersangka utama pembuat konten. Sebelumnya tiga orang telah ditangkap di sejumlah daerah, yakni HY di Bogor, LS di Balikpapan dan J di Brebes. Namun, ketiganya hanya merupakan penyebar aktif, dan tidak dilakukan penahanan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement