REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri mengatakan pembangunan sumber daya manusia menjadi kunci menghadapi dunia kerja pada era digital saat ini. Perubahan pesat yang ditunjukkan era digital saat ini, kata dia, menuntut adaptasi SDM yang ada.
Banyak pekerjaan lama yang hilang pada era saat ini, tetapi juga memunculkan jenis pekerjaan yang baru. "Saat ini industri berubah, tuntutan terhadap sumber daya manusia ikut berubah," kata dia saat menghadiri Deklarasi Masyarakat Robotika Indonesia di Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (9/1).
Menurut dia, perubahan teknologi informasi saat ini, 58 persen mengancam pekerjaan yang ada sekarang, tetapi juga menciptakan peluang pekerjaan baru. Oleh karena itu, katanya, hal penting adalah mendidik tenaga terampil baru supaya beradaptasi dengan perubahan yang ada.
"Ini mengkhawatirkan, tapi sudah dipastikan oleh pemerintah agar warga negaranya terlindungi dengan baik," katanya.
Ia menyebutkan upaya pemerintah melindungi warga negara pada era digital saat ini, lewat "triple skilling", yakni warga yang belum punya keterampilan akan diberikan kesempatan untuk melatih dirinya agar memiliki keterampilan.
Warga yang sudah memiliki keterampilan, katanya, ditingkatkan keterampilannya agar memiliki karir yang lebih baik dan mengembangkan ketermapilannya agar berubah dan relevan.
"Bagi yang sudah punya 'skill', tapi pasarnya berubah. Maka ada program 're-skiling' supaya punya 'skill' baru agar bisa masuk pasar baru," kata Hanif.
Hanif menambahkan empat hal yang dilakukan oleh pemerintah dalam mengadaptasi kecanggihan dunia saat ini adalah memperhatikan SDM, inovasi, kolaborasi, dan pemanfaatan teknologi. "Kalau empat ini dikembangkan bersama-sama bisa mengendalikan perekonomian di mana-mana menciptakan kantong ekonomi baru yang ada di masyarkat," kata Hanif.