Rabu 09 Jan 2019 05:32 WIB

Perindo, PSI, Berkaya, dan Garuda Harus Berjuang Keras

Jika menghitung peluang, Partai Perindo punya potensi lebih besar lolos.

Peneliti LSI Ardian Sopa saat menyampaikan survei Pertarungan Pilpres di Media Sosial, di Jakarta, Rabu (4/9).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Peneliti LSI Ardian Sopa saat menyampaikan survei Pertarungan Pilpres di Media Sosial, di Jakarta, Rabu (4/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Empat partai baru, yakni Perindo, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Berkarya, dan Partai Garuda masih berjuang keras untuk melewati ambang batas parlemen atau parliamentary threshold sebesar empat persen. Dari lima kali survei dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, keempat partai ini masih di bawah empat persen.

Survei tersebut dilakukan sebanyak 5 kali, mulai Agustus hingga Desember 2018. Survei dilakukan per bulan kepada 1.200 responden dengan metode multistage random sampling. Margin of error survei ini adalah 2,9 persen.

Menurut peneliti senior LSI Denny JA, Ardian Sopa, Partai Perindo paling menonjol dari keempat partai baru tersebut. Elektabilitas Partai Perindo masih bergerak naik turun antara 1-3 persen. 

Sementara elektabilitas ketiga partai lainnya yaitu PSI, Partai Berkarya, dan Partai Garuda, selalu di bawah 1 persen atau masuk dalam kategori parnoko, partai nol koma. "Jika menghitung peluang, Partai Perindo punya potensi lebih besar lolos PT dibandingkan dengan ketiga partai lainnya," kata dia saat memaparkan hasil survei yang bertema "Yang Juara dan yang Terhempas: Pertarungan Partai Politik 2019, di Kantor LSI Denny JA, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (8/1).

Secara statistik, dengan elektabilitas 1-3 persen (elektabilitas Perindo Agustus 1,7 persen, September 1,4 persen Oktober 3 persen, November 2,2 persen dan Desember 1,9 persen). Jika ditambah dengan margin of error survei 2,9 persen, maka Partai Perindo bisa mencapai batas minimal 4 persen.

Selain itu ada sejumlah sumber daya partai yang bisa dioptimalkan untuk mendongkrak suara partai. LSI Denny mencatat ada tiga faktor yang bisa menguatkan elektabilitas Perindo.

Pertama, figur Ketua umum Partai Perindo, Hary Tanoesoedibjo (HT), adalah salah satu dari lima ketua umum partai politik saat ini yang paling dikenal. 

"HT bersama Megawati Soekarnoputri, Susilo bambang Yudhoyono, Prabowo Subianto, dan Surya Paloh adalah lima ketua umum partai politik yang paling dikenal. Ketua Umum partai lainnya hanya dikenal dibawah 50 persen," jelasnya. 

Kedua, kekuatan media yang dimiliki oleh HT dengan jaringan media MNC Group, informasi dan kampanye partai ini bisa menjangkau pemilih dengan cepat dan luas.  Ketiga, kekuatan logistik yang memadai karena ketum Partai Perindo adalah salah satu konglomerat besar di Indonesia.

Dengan sumber daya ekonomi yang kuat tentunya Partai Perindo lebih berpotensi melakukan kampanye yang masif. Kendati demikian, di antara partai baru tersebut, Partai Berkarya dan PSI mampu tampil sebagai partai gagasan.

Bahkan, narasi gagasan dari kedua partai ini lebih menonjol dari partai-partai lama. "Tak ada narasi gagasan kuat yang muncul dari partai-partai lama. Partai Berkarya konsisten untuk mempromosikan gagasan keunggulan Orde Baru. Partai ini berusaha memperoleh simpatik publik dengan menjual "kejayaan" Orde Baru," ucap Ardian. 

Sementara PSI muncul sebagai partai anak muda yang modern dan progresif. PSI bahkan berani muncul mempromosikan kultur modern barat soal agama dan wanita. Misalnya dengan kampanye menghapuskan Perda Syariah dan menentang poligami.

Dalam kesempatan itu, Ardian menambahkan, selama masa kampanye hingga kini, ada tiga partai yang hampir tak pernah terdengar kiprahnya. Ketiga partai tersebut adalah Partai Hanura, PKPI dan PBB. 

"Ketiga partai ini adalah partai lama. Namun tak ada gagasan ataupun terobosan- terobosan kampanye yang terdengar masif di publik selama 5 bulan terakhir," katanya. 

Dari survei LSI Denny JA, Agustus-Desember 2018, pun menunjukan bahwa ketiga partai ini termasuk partai yang terancam tidak lolos PT. Elektabilitas ketiga partai ini dalam 5 survei terakhir LSI Denny JA masih dibawah 1 persen. "Artinya butuh terebosan yang extraordinary dan ditambah 'keajaiban' agar ketiga partai ini bisa lolos PT 4 persen," ucapnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement