Selasa 08 Jan 2019 23:38 WIB

Kisi-Kisi Membuat Debat Capres-Cawapres 2019 Kurang Greget

Efek debat itu tergantung banyak hal antara lain penampilan dan gaya komunikasi.

Rep: Haura Hafidzah/ Red: Andi Nur Aminah
Burhanuddin Muhtadi
Foto: Republika/ Wihdan
Burhanuddin Muhtadi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Indikator, Burhanuddin Muhtadi, mengatakan, ada tiga jenis tipe pemilih. Ada pemilih fanatik, pemilih yang sudah ada pilihan tapi imannya lemah, dan pemilih yang belum punya pilihan. Efek debat, dia mengatakan, bisa berpengaruh pada pemilih tipe kedua dan ketiga. Sedangkan bagi pemilih dengan tipe pertama, efeknya miminalis.

Menurutnya, paling utama dalam debat itu ada dua hal yang selama ini ditunggu-tunggu oleh pemilih. Pertama, debat sebagai pertunjukkan. Dia mengatakan bagaimana pun hal ini tidak bisa dilepaskan.

Kedua, masing-masing capres/cawapres punya komite khusus debat. Jadi dipersiapkan bahkan beberapa hari sebelumnya. Kadang-kadang capres diistirahatkan total dari jadwal kampanye biar fresh. "Bukan hanya dari sisi materi tetapi dari sisi penampilan," ucapnya, Selasa (8/1).

Menurutnya, efek debat itu tergantung banyak hal. Seperti efek penampilan, artikulasi, gaya komunikasi juga membantu seseorang untuk bisa optimal dan optimistis saat debat berlangsung. "Ini yang harus dipikirkan oleh kedua belah kubu. Jangan lupa debat yang ada modifikasi sebelumnya itu juga punya dampak meskipun debatnya tidak bnyak membuat dampak segereget 2014. Karena itu tadi, sudah ada kisi-kisi dan elemen surprise jadi berkurang," ujarnya.

Kendati demikian, secara umum debat sudah mengalami beberapa modifikasi hasil kesepakatan dua kubu. Itu tidak akan membuat debat kehilangan greget luar biasa.

Menurut dia, mungkin ada greget yang berkurang. Tapi tidak sampai membuat antusias pubik menonton debat akan berkurang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement