Selasa 08 Jan 2019 18:10 WIB

KPU Cermati Akun Nurhadi-Aldo

Nurhadi-Aldo bisa memberi penyegaran politik ke publik.

Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Viryan Azis memberikan keterangan kepada wartawan di Jakarta Pusat, Jumat  (5/10).
Foto: Republika/Mimi Kartika
Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Viryan Azis memberikan keterangan kepada wartawan di Jakarta Pusat, Jumat (5/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisioner KPU RI Viryan Azis turut mencermati munculnya akun capres-cawapres fiktif bernuansa humor di media sosial bernama Nurhadi-Aldo. Pasangan fiktif tersebut dipandang sebagai penambah gembiranya pemilu 2019.

"Saya tadi malam sebelum tidur menemukan ada satu pasangan calon namanya Nurhadi-Aldo. Itu menjadi pengisi celah dari masih kurang riang gembiranya pemilu kita," kata Viryan dalam diskusi Membangun Kepercayaan Publik Dalam Pemilu 2019, di Media Center Bawaslu RI, Jakarta, Selasa (8/1).

Menurut Viryan, akun itu menginspirasi KPU RI, di tengah suasana politik yang cukup hangat saat ini akan pentingnya menyampaikan segala macam hal teknis penyelenggaraan pemilu dengan riang gembira. "Jangan sampai karena nuansa semacam ini membuat masyarakat jenuh dan akhirnya kehilangan substansi kegiatan kampanye pemilu," jelasnya.

Dia meyakini keberadaan akun bernuansa humor itu tidak akan meningkatkan angka pemilih golput. Menurutnya pribadi, keberadaan akun itu memberikan penyegaran kepada publik.

"Itu hadir sebagai warna baru, menyegarkan publik, mengingatkan banyak pihak termasuk kami dan peserta pemilu akan pentingnya fokus pada substansi pemilu itu sendiri," kata dia.

Berdasarkan pantauan, akun @Nurhadi-Aldo di media sosial Instagram diikuti sedikitnya 282 ribu follower. Akun itu tidak mengikuti atau follow siapapun, sama seperti akun Presiden Jokowi.

Mereka banyak menampilkan unggahan pernyataan atau janji-janji kampanye yang humoris dan menggelitik seputar pencapresan. Pernyataan humoris misalnya, ucapan terima kasih kepada warganet (netizen) karena telah mendukung pasangan Nurhadi-Aldo sebagai capres-cawapres 69 tahun ke depan.

Kemudian janji kampanye untuk mengangkat seluruh petani menjadi PNS golongan 0, agar semua orang bangga dan berlomba-lomba menjadi petani, sehingga pekerjaan petani di negara agraris Indonesia tidak punah.

Serta menghilangkan mafia sepak bola dengan cara membagikan bola kepada seluruh pemain sepak bola. Sehingga semua pemain sepak bola tidak harus berebut bola untuk mencetak skor. Pengaturan skor oleh mafia bola pun hilang dan suporter bola menjadi damai.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement