REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menyesalkan langkah Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang memberikan kisi-kisi terhadap tim pasangan calon sebelum debat calon presiden dan wakil presiden 17 Januari mendatang. Menurutnya, pemberian kisi-kisi debat oleh KPU mendorong capres maupun cawapres untuk menghafal materi-materi yang disampaikan dalam debat capres.
Padahal, menurut Fahri, capres maupun cawapres adalah calon pemimpin negara yang seharusnya mampu menjelaskan visi-misi, gagasan, maupun strateginya langsung ke masyarakat. "Itu yang harus dijelaskan di luar kepala. Ini kan bukan orang mau lulus ujian perguruan tinggi atau mau bekerja di perusahaan. tapi orang yang akan memimpin sebuah negara besar," ujar Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (7/1).
Menurutnya, cara KPU mengelompokkan soal-soal dan memberikan ke tim kandidat juga tidak tepat. Ia menilai langkah KPU tersebut membuat hak publik untuk mendapatkan gagasan capres maupun cawapres secara mendalam tidak didapatkan.
Menurutnya, KPU juga seperti menyederhanakan kompetisi debat capres maupun cawapres. "Jadi menurut saya KPU agak misleading dan layak orang curigai dia seperti diformat untuk menyederhanakan pertaruangan atau kompetisi ini," kata Fahri.
Ia juga tidak sepakat jika pemberian kisi-kisi materi debat oleh KPU sebagai upaya untuk menunjukan independensi penyelengara Pemilu. Sebab, langkah tersebut justru merugikan masyarakat.
"Dia jangan ngomong tentang kandidat dong. mentang mentang udah disetujui paslon, dia harus liat rakyat. rakyat ada kepentingan untuk tau lebih dalam," katanya.