Ahad 06 Jan 2019 06:18 WIB

Warga Sesalkan Pesan Berantai Adanya Air Laut Naik

Meski tak percaya kabar itu, warga tetap saja keluar rumah.

Warga terdampak tsunami Selat Sunda di pengungsian kantor Gubernur Lampung, Lampung.
Foto: Antara/Ardiansyah
Warga terdampak tsunami Selat Sunda di pengungsian kantor Gubernur Lampung, Lampung.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Sejumlah warga menyesalkan adanya pesan berantai yang menyebut adanya air laut di Teluk Lampung naik sehingga banyak yang ke luar rumah untuk mencari tempat lebih tinggi, Sabtu (5/1) malam. Meski tak percaya kabar itu, warga tetap saja keluar rumah.

Menurut Setiawan warga Gubuksero, Kelurahan Kangkung, Kecamatan Bumi Waras, Kota Bandarlampung, dirinya tidak percaya kabar tersebut. Namun, ia tetap saja ke luar rumah akibat warga dari ujung gang pada lari ke depan.

Dia juga mengatakan ada informasi dari daerah lain bahwa air laut sudah naik. Karena itu, warga di lingkungan rumahnya pun menjadi panik dan terbangun semua akibat kabar yang belum jelas tersebut.

Pantauan langsung ke pesisir Kota Bandarlampung, yaitu Gudang Lelang, warga elatif lebih tenang, tetapi mereka juga tetap waspada karena ada pesan berantai dari kerabat yang mengatakan air laut naik. "Tidak ada apa-apa air juga relatif tenang dan tidak surut kayak kemarin," kata salah seorang warga Gudang Lelang Fery yang sedang mengontrol air di laut sana.

Ia menjelaskan isu ini sangat mengganggu dan membuat panik semua warga pesisir Kota Bandarlampung, yang membuat mereka tidak merasa nyaman untuk bermalam di rumahnya sendiri. Dia juga mengatakan bahwa isu - isu seperti ini dapat membahayakan dan merugikan warga karena dapat dimaanfaatkan orang-orang yang tidak bertanggungjawab untuk berbuat kriminalisme seperti penjarahan.

"Semoga saja isu ini cepat berakhir, wajar saja kalau mereka panik bila dapat isu seperti itu karena masih sedikit trauma," katanya.

Sementara pantauan di Kantor Gubernur Lampung, terlihat ratusan warga berdatangan karena kabar tersebut.   Alasan mereka bergegas meninggalkan rumahnya dan menuju ke tempat lebih tinggi lantaran ada yang berteriak "air..air..air naik".

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement