Sabtu 05 Jan 2019 13:49 WIB

Cerita Jas Dibalik Foto Prabowo-Sandi di Surat Suara

Prabowo-Sandiaga tetap mengenakan aksesoris berciri khas Indonesia yakni kopiah.

Foto pasangan capres-cawapres yang diserahkan ke KPU untuk dipasang di surat suara.
Foto: Dok Republika.co.id
Foto pasangan capres-cawapres yang diserahkan ke KPU untuk dipasang di surat suara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Priyo Budi Santoso, mengatakan pasangan calon nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno memilih mengenakan setelan jas lengkap untuk foto di surat suara yang sudah divalidasi. Setelan jas dipilih karena mencitrakan kewibawaan.

''Setelan jas mencitrakan kepemimpinan dan kewibawaan," kata Priyo, di Kantor KPU, Jakarta, Jumat.

Menurut Sekjen Partai Berkarya ini, pemilihan jas sudah melalui diskusi cukup panjang dengan tokoh budaya dan para pakar. Sebenarnya banyak pilihan yang tersedia, termasuk pakai baju muslim atau baju adat.

Ketika mengadakan FGD dengan mengundang berbagai tokoh budaya dan termasuk pakar-pakar, BPN menyimpulkan kali ini Prabowo dan Sandi ingin tampil beda dengan baju yang mencitrakan kepemimpinan dan kewibawaan nasional.

Meski mengenakan pakaian formal, Prabowo-Sandiaga tetap mengenakan aksesoris berciri khas Indonesia yakni kopiah. Nama lengkap mengenakan gelar haji.

''Tetapi harus ingat juga beliau pakai peci kopiah yang sangat khas, mayoritas masyarakat muslim di tanah air kita,'' katanya. ''Dan pakai haji juga, secara sadar itu sehari-hari haji Prabowo Subianto.''

Perpaduan kopiah dan jas, kata dia, merupakan perpaduan yang sangat lengkap bagi pemimpin Indonesia. ''Itu sudah lengkap dan merupakan representasi yang mewakili nasionalisme keislaman karena pake kopiah dan haji, tetapi juga kewibawaan dan kepemimpinan karena pake jas," tuturnya.

Tim Prabowo-Sandiaga sengaja tidak memilih pakaian dengan simbol-simbol keagamaan. ''Kami meyakini tidak harus terlalu mengeksploitasi dan menunjukkan ke-Islam-an baju muslim atau adat tertentu, kami hindari itu. Sengaja kami tidak memilih itu. Itu kenapa enggak pakai budaya Jawa atau pakaian adat lain," kata mantan politikus Partai Golkar ini.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement