REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman menggelar upacara peringatan Hari Amal Bakti Kementerian Agama (Kemenag) ke-73. Upacara diselenggarakan di GOR Pangukan, Desa Sumberadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, DIY.
Upacara dihadiri langsung Bupati Sleman, Sri Purnomo, yang sekaligus bertugas sebagai pembina upacara. Turut hadir Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun dan Kepala Kemenag Kabupaten Sleman, Sa'ban Nuroni.
Pada kesempatan itu, Sri Purnomo menyampaikan, peringatan Hari Amal Bakti kali ini mengangkat tema Jaga Kebersamaan Umat. Maka itu, ia mengajak semua jajaran Kemenag senantiasa menebar energi kebersamaan.
"Sejalan dengan tema Jaga Kebersamaan Umat, saya mengajak untuk senantiasa tebarkan energi kebersamaan," kata Sri, Kamis (3/1).
Ia menekankan, ajakan itu juga ditujukan kepada seluruh elemen bangsa. Yaitu, untuk menghindari ujaran, perilaku dan sikap yang menimbulkan luka bagi sesama saudara sebangsa dan senegara.
Adapun peringatan Hari Amal Bakti ini memang dilaksanakan secara rutin setiap 3 Januari. Itu berasal dari momentum 3 Januari 1946 silam, ketika pemerintah Indonesia membentuk Kementerian Agama.
Kala itu, Kementerian Agama dibentuk sebagai bagian dari perangkat kehidupan bernegara dan berpemerintahan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Mengaca dari itu, ada amanah besar yang diemban Kementerian Agama.
"Rawat kerukunan dan tempatkan diri di atas dan untuk semua kelompok dan golongan kepentingan," ujar Sri.
Pada kesempatan itu, Bupati Sleman, Wakil Bupati Sleman dan Kepala Kantor Kemenag Sleman turut menyerahkan tanda kehormatan Satya Lancana Karya Satya X. Penyerahan diberikan kepada enam orang perwakilan penerima kehormatan.
Sebelumnya, Pemkab Sleman melalui Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Sleman menghelat pentasyafuran zakat, infaq dan sodaqoh akhir tahun. Tasyafur diberikan kepada lima penerima manfaat.
Kelima mustahiq mendapatkan bantuan berbeda sesuai masing-masing kebutuhan. Di antaranya bantuan kesehatan Rp 3 juta, ekonomi produktif kelompok Rp 10 juta, pembangunan masjid Rp 2 juta, mualaf Rp 5 juta dan dua unit gerobak dagangan.
"Ini menandai semua kegiatan baik itu penghimpunan maupun pentasyafuran untuk 2018 akan diakhiri," kata Kepala Baznas Kabupaten Sleman, Kriswanto.
Ia menjelaskan, pentasyafuran diadakan demi mendistribusikan bantuan zakat, infaq dan sodaqoh yang telah dihimpun. Ada yang berasal dari PNS Pemkab Sleman, sumbangan masyarakat maupun infaq masjid.
Krsiwanto menekankan, itu merupakan amanah yang memang harus didistribusikan kepada mereka yang berhak maupun program-program unggulan. Baik pemberdayaan ekonomi, kesehatan, pendidikan, pendidikan dan pemembangunan ketaqwaan.
Sepanjang 2018, penghimpunan bantuan yang dilakukan Baznas Sleman sendiri telah melebihi target. Sebab, dari jumlah Rp 3,5 miliar yang ditarget pada 2018, Baznas Sleman telah menghimpun sebanyak Rp 4,1 miliar.
"Itu berarti 117 persen dari target yang ada, alhamdulillah semuanya telah terpenuhi. Artinya, semua anggaran untuk program-program unggulan bisa kita salurkan dengan baik, sehingga kita tinggal menuju tahun 2019," kata Kriswanto.
Atas semua program-program yang dibantu, tentu jadi bantuan peningkatan indeks pembangunan manusia di Kabupaten Sleman. Walaupun, saat ini Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Sleman sudah masuk kategori cukup tinggi di Indonesia.
IPM Kabupaten Sleman sendiri sudah berada di angka 82, yang jika dibandingkan kabupaten/kota lain termasuk yang tertinggi. Salah satu faktor peningkatan IPM itu disebut berasal dari program-program pendidikan.