Kamis 03 Jan 2019 01:02 WIB

Masyarakat Diminta Tetap Waspadai Aktivitas Anak Krakatau

Penurunan status Krakatau diharap tidak membuat masyarakat lengah.

Petugas BMKG memasang alat pengukur ketinggian air atau water level saat berlangsung erupsi Gunung Anak Krakatau (GAK) di Pelabuhan Pulau Sebesi, Lampung Selatan, Lampung, Selasa (1/1/2019).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Petugas BMKG memasang alat pengukur ketinggian air atau water level saat berlangsung erupsi Gunung Anak Krakatau (GAK) di Pelabuhan Pulau Sebesi, Lampung Selatan, Lampung, Selasa (1/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat agar tetap waspada  menghadapi potensi bencana terkait tsunami akibat aktivitas Gunung Anak Krakatau. Potensi bencana pasalnya masih mungkin terjadi di Selat Sunda.

Pernyataan tersebut terkait dengan ditemukan retakan baru pada Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, dan terkait terjadinya potensi tsunami, dalam rilis diterima di Bandarlampung, Selasa (2/1). Namun, BMKG meminta masyarakat untuk waspada saat berada di zona 500 meter di sekitar pantai kawasan pesisir Selat Sunda.

BMKG mengingatkan kepada masyarakat agar tetap waspada dalam menghadapi potensi bencana terkait tsunami, baik di Banten dan juga Lampung, akibat aktivitas gempa tektonik maupun vulkanik. BMKG menegaskan agar jangan sampai penurunan aktivitas Gunung Anak Krakatau dan hilang tubuh Gunung Anak Krakatau menyebabkan masyarakat menjadi lengah, mengingat potensinya tetap ada.

BMKG dapat mendeteksi kenaikan gelombang lebih awal dengan memasang Sensor Water Level di Pulau Sebesi, Selat Sunda (Lampung Selatan) dan PLTU Labuan (Banten).

Untuk itu, BMKG minta masyarakat terus memonitor perkembangan informasi terkait kewaspadaan bahaya tsunami, melalui website, aplikasi mobile dan media sosial InfoBMKG. Serta memonitor perkembangan aktivitas Gunung Anak Krakatau melalui aplikasi MAGMA INDONESIA Badan Geologi-ESDM. BMKG mengimbau warga tidak terpancing dengan informasi atau isu yang menyesatkan.

BMKG beserta Badan Geologi dengan dukungan TNI dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman masih tetap terus memantau, dan akan terus menyampaikan informasi perkembangannya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement