REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pos Pengamatan Gunung api Anak Krakatau memantau telah terjadi erupsi di Gunung Anak Krakatau, Lampung pada Selasa, ( 31/12) pukul 06.51 WIB. Tinggi kolom abu teramati 1.000 meter di atas puncak. Kolom abu teramati berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas tebal condong ke arah selatan.
"Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 41 mm dan durasi kurang lebih 1 menit 33 detik," tulis keterangan resmi di situs Badan Geologi, PVMBG pada Selasa, (31/12) pagi.
Dari pantauan kali ini, Pos pengamatan tak mendengar suara dentuman. Erupsi juga membuat Gunung Anak Krakatau berada pada Status Level II (Waspada).
"Kami merekomendasikan masyarakat/wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 2 km dari kawah," lanjut keterangan resmi tersebut.
Sejak Ahad (29/12), Anak Krakatau mengalami erupsi. Kepala Pos Pantau GAK Lampung, Andi Suandi mengatakan aktivitas erupsi yang terjadi beberapa hari belakangan ini masih dalam level II atau waspada. Letusan yang dihasilkan menurutnya tidak signifikan dan hanya berdampak di sekitar area gunung.
Andi menyebut bahwa aktivitas awal erupsi GAK terpantau sekitar pukul 05.29 WIB pada Ahad (29/12) lalu dengan ketinggian letusan mencapai 200 meter. Sementara data terakhir pada Senin (30/12) saat dikonfirmasi pada pukul 14.20 WIB, terjadi dua kali erupsi dengan letusan terbesar yang terjadi pada pukul 13.35 WIB.