REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah membantah adanya temuan sebanyak tujuh kontainer berisi surat suara yang diduga sudah dicoblos di Tanjung Priok. Informasi ini terungkap dari cuitan di akun Twitter Wakil Sekjen Demokrat, Andi Arief.
Dipantau dari akun Twitter Andi Arief, cuitan tentang informasi itu diunggah pukul 20.05 WIB. 'Mohon dicek kabarnya ada 7 kontainer surat suara yg sudah dicoblos di tanjung Supaya tidak fitnah harap dicek kebenarannya. Karena ini kabar sudah beredar', demikian tulis Andi.
Tidak berapa lama setelah cuitan itu diunggah, Andi lantas menghapusnya. Sekitar pukul 21.30 WIB, cuitan tersebut terpantau sudah tidak ada dari lama Twitter Andi Arief. Sejumlah netizen lantas mengomentari dihapusnya postingan itu.
Namun, Andi Arief tidak menjawab dan justru mengunggah sejumlah informasi lain, di antaranya soal laporan penerimaan sumbangan dana kampanye Partai Demokrat. Saat dikonfirmasi lewat pesan singkat, Andi juga tidak menjawab terkait cuitannya tersebut. Andi justru melempar link berita terkait dengan informasi yang diunggahnya di Twitter.
Sementara itu, setelah pukul 21.30 WIB, beredar broadcast message yang berisi informasi temuan tujuh kontainer berisi surat suara di Tanjung Priok. Broadcast tersebut lengkap dengan dua nomor kontak saksi yang diduga ikut melihat dan mengamankan temuan itu. Menurut boradcast itu, kedua saksi sedang ada di Tanjung Priok.
Republika lantas menghubungi salah satu dari nomor kontak dengan nama Bhaladika Indonesia. Saat tersambung, yang bersangkutan mengaku kebingungan karena sejumlah awak media menanyakan perihal temuan kontainer berisi surat suara kepadanya.
"Saya bingung mbak. Dari tadi ada yang telfon dari sejumlah media. Salah Orang ini. Bukan saya mbak," ujarnya.
Dia pun mengaku tidak tinggal di Tanjung Priok, Jakarta Utara. "Saya tinggal di Menteng. Dan saya pun wartawan juga media online. Di desk otomotif. Saya sama sekali tidak tahu (tentang surat suara itu)," tegasnya.
Kemudian, Republika menghubungi satu kontak lain yang ada dalam broadcast tersebut. Saat dihubungi, nomor kontak dengan nama Abdul Karim itu tidak merespon. Selain itu, saat terhubung, layar ponsel menunjukkan informasi bahwa nomor Abdul Karim berada di Uni Emirat Arab.
Sebelumnya, Komisioner KPU, Pramono Ubaid Tanthowi, mengatakan belum ada pencetakan surat suara pemilu hingga saat ini. "Tidak ada (soal temuan tujuh kontainer). Surat suara itu belum dicetak. Jadi dari mana surat suaranya," ujar Pramono ketika dijumpai wartawan di Kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu malam.
Dia menjelaskan, lelang untuk menentukan produksi surat suara sampai saat ini belum selesai. Maka dia memastikan tidak ada surat suara yang sudah tercecer kemudian tercoblos.
"Pasti tidak ada. Tidak mungkin. Dipastikan tidak ada surat suara yang saat ini keluar karena memang belum dicetak," tegas Pramono.
Saat berita ini ditulis, tim KPU beserta sejumlah awak media sedang menuju ke Tanjung Priok. Rombongan akan menyambangi lokasi yang diduga menjadi tempat ditemukannya kontaioner berisi surat suara yang sudah tercoblos itu.