Rabu 02 Jan 2019 20:26 WIB

LIPI: Warga Harus Bisa Evakuasi Mandiri

Warga hanya memiliki jeda waktu hanya 10 menit sebelum tsunami menerjang.

Warga melihat laut dari shelter tsunami Labuan, Pandeglang, Banten, Sabtu (29/12).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Warga melihat laut dari shelter tsunami Labuan, Pandeglang, Banten, Sabtu (29/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kepala Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Eko Yulianto mengatakan masyarakat harus bisa melakukan evakuasi mandiri terutama warga yang tinggal di wilayah rawan bencana karena mereka memiliki jeda waktu hanya 10 menit sebelum tsunami menerjang.

"Masyarakat yang berada di provinsi peringatan dini, jangan hanya mengandalkan peringatan dini tetapi harus langsung evakuasi mandiri begitu gempa terjadi," kata Eko  dalam diskusi di Jakarta, Rabu (2/1).

Dia menjelaskan satu peringatan dini tidak akan cukup, karena banyak wilayah yang kejadian tsunaminya kurang dari 10 menit. Daerah-daerah itu adalah pulau di sebelah barat Sumatera, pantai barat hingga utara Sulawesi, pantai utara Bali hingga Nusa Tenggara Timur, pantai selatan Timor Barat,  pantai-pantai Maluku-Maluku Utara dan Papua bagian barat dan utara.

Dia memberi contoh kejadian tsunami di Mentawai, yang mana seorang korban baru melihat peringatan dini di televisi usai gempa, tapi lima menit kemudian tsunami datang.

"Informasi mengenai daerah yang waktu jeda kejadian tsunaminya pendek ini harus terus disosialisasikan, sehingga masyarakat bisa melakukan evakuasi mandiri," kata dia.

Dalam kesempatan itu, ia mengingatkan agar peraturan mengenai tata ruang tersebut harus ditegakkan. Jika peraturan tata ruang tidak ditaati, maka sebaik apapun peringatan dini, maka tidak akan mampu menyelamatkan banyak jiwa.

Dia menyebut sejumlah bencana yang memakan banyak korban dikarenakan letak rumah penduduk yang terletak berdekatan dengan pantai. Idealnya, menurut Eko Yulianto, harus ada sempadan sejauh 300 meter dari bibir pantai untuk perlindungan jika ada gelombang tinggi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement