Rabu 02 Jan 2019 16:23 WIB

Lokasi Longsor di Sukabumi Mestinya Jadi Hutan Lindung

Penyebab utama longsor ialah hujan berintensitas rendah.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Teguh Firmansyah
Tim Gabungan mencari korban dibawah longsoran di dusun Cimapag, Desa Sinaresmi, Cisolok, Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (1/1).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Tim Gabungan mencari korban dibawah longsoran di dusun Cimapag, Desa Sinaresmi, Cisolok, Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (1/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengkaji lokasi terdampak longsor di Dusun Garehong Desa Sirnaresmi Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi. Menurut BNPB, daerah di sana mestinya dijadikan kawasan hutan lindung bukan pemukiman dan persawahan.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan penyebab utama longsor ialah hujan berintensitas rendah. Akibatnya, kemiringan lereng jadi terjal hingga lebih dari 30 persen. Longsor juga diperparah karena penggunaan lahan untuk sawah dan tanaman semusim.

"Material penyusunnya tanah porus ini mudah serap air. Sifat tanah gembur juga mudah longsor. Harusnya jadi kawasan lindung bukan budidaya," katanya pada wartawan, Rabu (2/1).

Ia menilai peringatan dini sebenarnya sudah ada dalam peta prediksi longsor yang dikeluarkan BNPB. Semua masyarakat bisa mengaksesnya. Tapi masyarakat tetap tinggal disana karena daerahnya subur memudahkan mereka yang berprofesi sebagai petani. "Prinsipnya ada gula ada semut. Masyarakat tinggal di daerah subur. Harusnya dijadikan hutan atau konservasi bukan budidaya (tanaman)," ujarnya.

Ia merasa prihatin dengan kondisi tersebut. Apalagi masyarakat mengaku tak pernah mendapat pendidikan kebencanaan. Padahal longsor dalam skala kecil sudah pernah terjadi sebelumnya tapi masyarakat tak tahu harus berbuat apa.

"Masalahnya masyarakat di sana banyak belum paham, ngaku belum pernah sosialisasi dan pendidikan kebencanaan. Sehingga ini jadi tugas bersama bahwa peta sudah ada, tapi masyarakat disana minim dapatkan info terkait ancamannya," jelasnya.

Diketahui, dari analisa di lokasi, panjang longsor dari mahkota longsor hingga ujungnya mencapai 800 meter dan luas 8 hektar. Sedangkan kedalamannya bervariasi hingga mencapai sepuluh meter. "Yang selamat yang lari pas dengar gemuruh. Korban ada juga yang ketimbun material rumah pas lari," sebutnya.

Berdasarkan data dari BNPB hingga pukul 13.30 WIB, longsor menimbun 30 unit rumah. Terdapat 101 jiwa yang tinggal di sana. Longsor mengakibatkan jumlah korban meninggal 15 orang (11 teridentifikasi), 63 orang selamat, 3 orang luka-luka dan 20 orang dalam pencarian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement