Rabu 02 Jan 2019 09:10 WIB

Yogyakarta Kejar Peningkatan Kualitas Pariwisata

Peningkatan kualitas pariwisata salah satunya dapat diukur melalui lama tinggal.

Kawasan wisata Malioboro, Yogyakarta.
Foto: Yusuf Assidiq.
Kawasan wisata Malioboro, Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta mengatakan akan berupaya meningkatkan kualitas pariwisata di kota tersebut. Yogyakarta tidak ingin sekadar mengejar peningkatan kuantitas atau jumlah kunjungan wisatawan selama satu tahun ke depan.

"Kami ingin memastikan bahwa Yogyakarta akan tetap menjadi magnet pariwisata di DIY. Apalagi, akan ada banyak penambahan infrastruktur baru yang harus bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas pariwisata di Yogyakarta seperti bandar udara baru," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Yunianto Dwi Sutono di Yogyakarta, Rabu (2/1).

Menurut dia, peningkatan kualitas pariwisata salah satunya dapat diukur melalui lama tinggal wisatawan di Kota Yogyakarta. Saat ini, lama tinggal wisatawan rata-rata berkisar pada angka 1,9 hari, khususnya untuk wisatawan domestik.

Pada 2019, Yunianto berharap akan ada peningkatkan lama tinggal wisatawan di Yogyakarta menjadi lebih dari dua hari. Sebab, lama tinggal wisatawan akan memberikan multiplier effect terhadap kesejahteraan masyarakat di Yogyakarta.

"Penerimaan pajak hotel dan restoran pasti akan meningkat. Wisatawan juga akan lebih banyak berbelanja di Yogyakarta. Tentunya, hal ini akan berpengaruh pada peningkatan kesejahteraan warga," katanya.

Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pariwisata di Yogyakarta adalah menambah berbagai atraksi wisata pada malam hari. Hal ini termasuk meningkatkan kualitas akomodasi yang nyaman bagi wisatawan.

Yunianto mengatakan, kekuatan aspek pendukung pariwisata yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan lama tinggal wisatawan adalah dari wisata kuliner dan wisata belanja. Saat ini, Pasar Beringharjo yang menjadi pasar tradisional terbesar di Kota Yogyakarta sudah buka sampai malam hari, khususnya pedagang batik dan souvenir.

Sedangkan untuk wisata kuliner, lanjut Yunianto, ada banyak tempat makan yang bisa dijadikan tujuan wisatawan saat malam hari dengan suasana yang nyaman dan menu yang unik. "Kedua hal ini yang perlu diperkuat karena Yogyakarta tidak memiliki sumber daya alam untuk wisata alam seperti daerah lain. Silahkan saja jika pada siang hari para wisatawan itu berkunjung ke objek-objek wisata alam di kabupaten lain di DIY, tetapi mereka tetap menginap dan berbelanja di Yogyakarta," katanya.

Sementara itu, terkait jumlah kunjungan wisatawan, Yunianto mengatakan, Dinas Pariwisata Yogyakarta menargetkan peningkatan dari tahun ke tahun. "Target kunjungan wisatawan pada 2018 adalah 3,3 juta orang dengan 400.000 di antaranya adalah wisatawan mancanegara," katanya.    Sedangkan pada 2019, ditargetkan meningkat menjadi 3,47 juta dan terus meningkat hingga 2022 mencapai 4 juta wisatawan termasuk wisatawan domestik dan mancanegara.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement