Selasa 01 Jan 2019 12:30 WIB

Mutilasi di Parimo oleh MIT Diduga untuk Pancing Polisi

Korban mutilasi diketahui warga Desa Salubanga.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Andri Saubani
[ilustrasi] Sejumlah personil Brimob yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Operasi Tinombala 2017 berjaga di Kecamatan Lore Utara, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.  (ilustrasi)
Foto: Antara/Mohamad Hamzah
[ilustrasi] Sejumlah personil Brimob yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Operasi Tinombala 2017 berjaga di Kecamatan Lore Utara, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polisi menduga satu orang yang ditemukan tewas termutilasi di Desa Salubanga, Sausu, Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah sengaja dibunuh oleh buron Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso. Tujuannya, untuk menciptakan keresahan dan teror dalam masyarakat.

"Mereka (kelompok DPO MTI) juga diduga mengincar polisi," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo, Selasa (1/1).

Baca Juga

Korban mutilasi diketahui merupakan warga desa setempat berinisial RB (34 tahun). Kepala RB yang merupakan pekerja ladang itu ditemukan di jembatan desa pada 30 Desember 2018. Setelah mengevakuasi kepala korban, polisi pun bergegas mencari badan korban. Kemudian, diketahui badan RB ditemukan di daerah pengunungan.

Polisi pun memutuskan untuk mengambil badan korban pada pada 31 Desember 2018. Namun, dua anggota tim gabungan Polres Marigi dan Polda Sulawesi Tengah yakni Brigadir Polisi Kepala (Bripka) Andrew Maha Putra dan Bripka Baso yany melakukan evakuasi itu ditembak oleh kelompok yang dipimpin oleh Ali Kalora.

"Dari keempat tembakan yang dilakukan, dua tembakan mengenai Bripka Andrew Maha Putra dan dua tembakan lainnya mengenai Bripka Baso," ujar Dedi.

Dedi mengatakan, awalnya tim gabungan melihat ranting pohon yang berjejer di tengah jalan. Kedua anggota itu kemudian membersihkan ranting-ranting tersebut. Namun, polisi justru ditembaki oleh kelompok tersebut.

Menurut Dedi, Bripka Andrew dan personel lainnya sempat melakukan tembakan balasan. Baku tembak di sekitar bukit pun terjadi selama kurang lebih 30 menit.

Bripka Andrew mengalami luka tembak di bagian punggung sebelah kiri atas, punggung sebelah kanan dan kaki kanannya patah. Sedangkan, Bripka Baso mengalami luka tembak di bahu sebelag kiri dan pantat.

"Patah tulang yang dialami oleh Bripka Andrew masih belum diketahui apakah dari tembakan atau dari bom lontong yang dilempar oleh DPO (daftar pencarian orang) MIT Poso," kata Dedi menjelaskan. Saat ini, petugas masih melakukan pengejaran pada para pelaku.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement