REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) menargetkan sebanyak 72 desa yang hingga kini belum dialiri listrik bakal terjamah energi listrik pada 2019. Ini untuk meningkatkan pemerataan pembangunan hingga ke pinggiran kota dan desa.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Ekowati Retnaningsih di Palembang, Senin (31/12), mengatakan, puluhan desa ini hingga kini belum dialiri listrik karena terkendala lokasi yang relatif jauh dari pusat pasokan listrik.
"Itulah di Sumsel masih ada desa yang belum dialiri listrik meski provinsi ini dikenal sebagai lumbung energi," kata dia.
Meski demikian, lanjutnya, saat ini upaya terus dilakukan untuk mengaliri listrik di daerah-daerah yang belum mendapatkan pasokan listrik tersebut. Ekowati mengatakan sudah ada alternatif untuk dialiri listrik dengan energi terbarukan untuk menyiasati persoalan letak geofrafis tersebut.
Wakil Gubernur Sumsel Mawardi Yahya mengatakan persoalan-persoalan yang belum dituntaskan di Sumsel secara bertahap akan diselesaikan. "Kami selesaikan satu-persatu, seperti diketahui 70 persen APBD di Sumsel akan diprioritaskan untuk dialokasikan ke daerah-daerah pinggiran tentunya di desa-desa," kata dia.
Mawardi menyebutkan kebijakan yang akan dilakukan di tahun 2019 nanti akan berbeda dengan kebijakan-kebijakan kepala daerah sebelumnya. "Kami tinggalkan internasional-internasional, kesejahteraan dan kepentingan masyarakat Sumsel yang harus diprioritaskan," ujar dia.
Bahkan, ia menggaransi jika persoalan-persoalan tersebut tidak selesai maka siap mundur dari jabatan sebagai kepala dan wakil kepala daerah. "Kebijakan Herman Deru-Mawardi Yahya bertolak belakang dengan kebijakan pemimpin sebelumnya, dan ia berjanji kebijakan-kebijakan yang diterapkan akan pro rakyat.
"Kalau kami ingkar, kami akan mundur dari jabatan," ujar dia.