Senin 31 Dec 2018 12:57 WIB

Gerakan Sambung Roso Sambung Oyot Nusantara, Diluncurkan

Perasaan sebagai bangsa akan abadi selama masyarakat selalu bersama.

Rep: Wilda Fizriyani / Red: Agus Yulianto
Yayasan Pondok Pesantren Uniq Nusantara bersama Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto meluncurkan Gerakan Sambung Roso Sambung Oyot Nusantara di Dampit, Kabupaten Malang, Ahad malam (30/12).
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Yayasan Pondok Pesantren Uniq Nusantara bersama Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto meluncurkan Gerakan Sambung Roso Sambung Oyot Nusantara di Dampit, Kabupaten Malang, Ahad malam (30/12).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Yayasan Pondok Pesantren (YPP) Uniq Nusantara meluncurkan gerakan 'Sambung Roso Sambung Oyot Nusantara' di Dampit, Kabupaten Malang, Ahad (30/12). Peluncuran ini dihadiri oleh Panglima Marsekal TNI, Hadi Tjahjanto dan Wakapolri, Komjen Pol Ari Dono Sukmanto serta jumlah pejabat lainnya.

Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Majelis Dzikir Hubbul Wathon (Sekjen PB MDHW), Hery Heryanto Azumi mengatakan, gerakan ini pada dasarnya untuk menyatukan satu rasa. "Satu rasa perasaan sebagai sebuah bangsa dan komunitas yang telah diperjuangkan berabad-abad untuk diwarisi ke generasi selanjutnya," kata Gus Hery di Ponpes Uniq Nusantara, Dampit, Kabupaten Malang, Ahad malam (30/12).

Menurut Gus Hery, perasaan sebagai bangsa akan abadi selama masyarakat selalu bersama. Selain itu, juga menyadari bahwa sesungguhnya Indonesia memiliki akar dan tujuan sama. Hal ini, kata dia, sesuai dengan yang dicita-citakan Presiden Joko Widodo, yakni menuju Indonesia Emas.

Dengan adanya gerakan ini, dia berharap, dapat semakin ternasionalisasi ke depannya. Kemudian dapat terkoneksi dengan negara lain mengingat hal tersebut penting untuk diterapkan. "Karena tanpa koneksi akan sia-sia apa yang diharapkan para pendahulu kita untuk memakmurkan bangsa," jelasnya.

Di kesempatan serupa, Panglima Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, menyampaikan, Pengajian Yasin Kubro yang mengambil tema Sambung Roso Sambung oyot sangat tepat. Hal ini berarti maayarakat dan pemerintah harus tetap selalu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa di dalam kebhinekaan.

Danrem 083 Kolonel Inf Bagus Suryadi Tayo ketika ditemui media, menyampaikan, salah satu penyebab timbulnya konflik karena perbedaan pandangan. Langkah paling tepat dalam menyatukan hebhinekaan di negara RI dengan Pancasila.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement