Ahad 30 Dec 2018 15:09 WIB

Sepekan Pascatsunami, Nelayan Pandeglang Belum Berani Melaut

Banyak kapal dan perahu rusak akibat diterjang tsunami.

Prajurit TNI AL membersihkan puing-puing di sekitar Pos Pengamatan TNI AL Labuan, Kampung Nelayan I, Desa Teluk, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten, Senin (24/12).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Prajurit TNI AL membersihkan puing-puing di sekitar Pos Pengamatan TNI AL Labuan, Kampung Nelayan I, Desa Teluk, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten, Senin (24/12).

REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG -- Nelayan pesisir Kabupaten Pandeglang, Banten, masih menganggur sepekan pascatsunami. Mereka belum berani melaut karena takut diterjang gelombang besar.

"Kami bingung jika melaut khawatir mengalami kecelakaan laut," kata Sarmadi, nelayan Desa Teluk Kecamatan Labuan, Pandeglang, Ahad (30/12).

Gelombang tinggi disertai angin kencang dan hujan masih terjadi di perairan Pandeglang. Para nelayan kini hanya melakukan perbaikan kapal dan perahu yang mengalami kerusakan akibat diterjang tsunami itu. Sebagian besar kondisi kapal dan perahu yang ditambatkan di pesisir pantai rusak juga saling tumpang tindih.

"Kami lebih baik memperbaiki kapal dan belum melaut,apalagi cuaca buruk masih melanda Pantai Labuan," katanya.

Begitu juga Madasin, seorang nelayan di Pantai Carita, Pandeglang mengatakan, kebanyakan nelayan di sini nelayan tradisional yang menggunakan perahu kincang dengan mesin motor tempel. Apabila, ketinggian gelombang di atas dua meter dan angin kencang tidak berani melaut.

Saat ini, cuaca  laut di pesisir Selat Sunda bagian selatan yang membahayakan bagi keselamatan jiwa mereka. Selain juga  angin kencang disertai hujan dan ombak besar bisa menyebabkan bencana bagi nelayan, apalagi mereka masih bekerja secara tradisional.

"Meski sudah kembali dari pengungsian, namun  lebih baik tidak melaut pasca tsunami itu," katanya.

Berdasarkan pantauan, di sejumlah tempat pelelangan ikan (TPI) di pesisir Pandeglang mulai Pantai Carita, Labuan, Panimbang hingga Sumur tidak terlihat transaksi jual beli ikan. Para nelayan merasa ketakutan dan tidak melaut akibat tsunami yang menerjang pesisir itu.

"Kami sudah lima hari terakhir tidak melaut," kata Mardi, seorang TPI Panimbang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement