Ahad 30 Dec 2018 13:27 WIB

Aktivitas Magma Anak Krakatau tak Berhenti

Volume Anak Krakatau diperkirakan hilang 0-180 juta m3.

Lava pijar dari Gunung Anak Krakatau di perairan Selat Sunda, Kalianda, Lampung Selatan, Kamis (19/7).
Foto:
Foto Gunung Anak Krakatau diambil pada Ahad (23/12). Krakatau tampak mengeluarkan asap hitam dari puncak kawah.

Meski status Gunung Anak Krakatau sudah di level Siaga, masih ada sejumlah warga memilih bertahan tinggal di beberapa pulau sekitar Gunung Anak Krakatau, di Selat Sunda, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Hal itu terpantau dari Posko Penanganan Bencana Tsunami Lampung Selatan di Kalianda, Sabtu (29/12).

Mereka tetap menolak kendati pemerintah dengan dibantu berbagai pihak telah berupaya mengevakuasi dan mengungsikan mereka ke tempat yang lebih aman. Ini mengingat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, telah menaikkan status aktivitas Gunung Anak Krakatau dari Waspada (level II) ke Siaga (level III) dalam beberapa hari ini.

Sabtu dini hari, sekitar pukul 00.30 WIB, sebanyak 64 warga Pulau Sebuku yang kembali dievakuasi sudah tiba di Dermaga 7 Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan. Sekitar pukul 02.10 WIB, mereka sudah tiba di Pos Pengungsian SDN 1 Way Urang, Kalianda, dan saat ini dalam keadaan baik dan sehat.

Hingga evakuasi Jumat malam, masih tersisa 58 jiwa yang bertahan di Sebuku. Sedangkan, berdasarkan informasi Sekretaris Desa Sebesi Syamsiar, masih ada sekitar 500 warga di Pulau Sebesi memilih bertahan. Adapun untuk keperluan logistik yang tersedia, baik di Pulau Sebesi maupun di Pulau Sebuku, diperkirakan cukup sampai tiga pekan ke depan.

Asisten I Bidang Pemerin tahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan Supriyanto menam bahkan, pihaknya tetap melakukan negosiasi secara bertahap.Namun, pada dasarnya, mereka memang telah tinggal dan hidup di pulau tersebut selama puluhan tahun. "Kami sudah menjemput mereka secara berangsur dan bertahap, dan untuk yang belum diangkut, kita tunggu kesiapan mereka karena tidak bisa dipaksa," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement