Sabtu 29 Dec 2018 21:44 WIB

BMKG: Gempa di Sulut Tak Berpotensi Tsunami

Gempa terjadi karena aktivitas subduksi Lempeng Laut Filipina

Rep: Rizkyan adiyudha/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Gempa bumi (ilustrasi)
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Gempa bumi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat adanya gempa di wilayah tenggara Filipina dan Sulawesi Utara (Sulut). Namun, BMKG memastikan gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.

Dalam keterangan resmi BMKG, Sabtu (29/12) gempa kuat dengan magnitudo 7,1 Skala Richter (SR) mengguncang pada pukul 10.39 WIB. Gempa terjadi di koordinat 5,85 LU dan 126,81 BT tepatnya di laut pada jarak 201 km arah timur laut Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara pada kedalaman 69 kilometer.

BMkG mengatakan, ditinjau lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya tampak bahwa gempa ini dipicu oleh aktivitas subduksi Lempeng Laut Filipina yang menusuk ke bawah Pulau Mindanao, Filipina. Gempa ini dirasakan di Provinsi Davao Oriental dan Davao Ocidental, Filipina dalam skala intensitas V MMI. 

Sementara itu, gempa ini juga dilaporkan masyrakat dirasakan di wilayah Indonesia seperti di Melonguane Kepulauan Talaud dalam skala intensitas IV MMI, Tahuna, Kep. Sangihe intensitas III-IV MMI, Siau Sitaro, Tobelo, Morotai intensitas III MMI, sedangkan Manado, Ternate, Jailolo intensitas II MMI.

"Kepada masyarakat Kepulauan Sangihe dan Talaud diimbau agar tetap tenang dan tidak terpancing isu yang tidak bertanggungjawab, karena gempa ini tidak berpotensi tsunami di wilayah Indonesia," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono.

Laporan serupa juga disampaikan Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BPNB). Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, gempa terasa kuat di Kabupaten Kepulauan Sangihe selama enam detik.

Dia mengatakan, masyarakat merespon keluar rumah dengan segera mencari tempat yang aman. Di Kepulauan Talaud, gempa dirasakan sedang selama empat hingga lima detik. Sedangkan di Kota Manado, guncangan gempa dirasakan lemah selama dua detik.

"Belum ada laporan korban jiwa dan kerusakan bangunan akibat gempa. BPBD setempat masih melakukan pendataan," katanya.

Sutopo mengatakan, berdasarkan analisa intensitas gempa dirasakan tidak ada daerah di Indonesia yang terdapat intensitas gempa yang merusak. Di Melonguane Talaud IV MMI, Tahuna Sangihe III-IV MMI, Siau Sitaro, Tobelo, Morotai III MMI, Manado, Ternate, Jailolo II MMI. Melihat skala intensitas gempa tersebut tidak ada kerusakan besar. Umumnya bangunan akam rusak jika diguncang gempa dengan intensitas di atas VI MMI.

 

"Masyatakat dihimbau tetap tenang. Tidak terpancing isu-isu menyesatkan. Di Indonesia, lembaga rujukan resmi terkait peringatan dini tsunami adalah BMKG. Oleh karena itu gunakan semua informasi dari BMKG," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement