Sabtu 29 Dec 2018 11:22 WIB

Survei: Indonesia Masih Tujuan Utama Wisatawan Cina

Indonesia menarik bagi wisatawan yang menginginkan sinar matahari dan pantai.

Sebanyak 346 penumpang Garuda Indonesia rute Xian-Denpasar mendarat di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Selasa (30/1). Garuda awal tahun ini membuka dua rute penerbangan baru di Cina, yaitu Xian dan Zhengzhou untuk mendukung target nasional 17 wisatawan mancanegara 2018.
Foto: Republika/Mutia Ramadhani
Sebanyak 346 penumpang Garuda Indonesia rute Xian-Denpasar mendarat di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Selasa (30/1). Garuda awal tahun ini membuka dua rute penerbangan baru di Cina, yaitu Xian dan Zhengzhou untuk mendukung target nasional 17 wisatawan mancanegara 2018.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Indonesia masih menjadi salah satu tujuan utama wisatawan asal Cina untuk mengisi waktu liburan pergantian tahun seperti hasil survei Tuniu.com. Penyedia jasa perjalanan wisata daring di Cina itu menyebutkan beberapa negara yang menarik minat wisatawan asal daratan Cina selama musim liburan akhir tahun itu.

Negara-negara tersebut, yakni Jepang, Thailand, Singapura, Vietnam, Malaysia, Prancis, Italia, Swiss, Indonesia, dan Jerman. Negara-negara di Eropa masih sebagai negara tujuan utama liburan Natal.

Namun, mereka yang menginginkan kehangatan sinar matahari dan pantai yang bersih memilih negara-negara Asia Tenggara. Indonesia dan Thailand masih sangat menarik, terutama sejak negara-negara tersebut memberlakukan kebijakan bebas visa.

Laman Tuniu yang dipantau di Beijing, Sabtu (29/12), juga memajang beberapa paket wisata ke Indonesia, terutama Manado dan Bali, dengan harga paling murah antara 1.999 RMB hingga 23.370 RMB atau sekitar Rp 4,2 juta hingga Rp 49 juta. Hal itu menunjukkan rentetan peristiwa bencana alam, termasuk kecelakaan transportasi udara di Indonesia belum mengubah cara pandang wisatawan Cina pada Indonesia sebagai salah satu destinasi wisata menarik di dunia.

Pada tahun ini, Kementerian Pariwisata RI menargetkan 2,6 juta kunjungan wisatawan asal Cina. Selama periode Januari-Oktober 2018 kunjungan wisatawan Cina baru terealisasi sebanyak 1,87 juta.

Hasil survei dengan responden berusia antara 19 hingga 35 tahun itu juga menyebutkan bahwa anak muda Cina menikmati liburan di belahan bumi bagian utara, seperti Finlandia, Norwegia, Islandia, dan Denmark. Mengingat beberapa wilayah daratan Cina bertemperatur sangat dingin, beberapa wisatawan lebih memilih terbang ke belahan selatan untuk menghabiskan pergantian tahun di Australia, Selandia Baru, dan Mauritius, yang akan mengakhiri musim semi dan menyambut musim panas.

Survei tersebut juga menunjukkan bahwa 70 persen responden menghabiskan waktu liburan sekitar tiga hari mulai tanggal 30 Desember 2018 sampai 1 Januari 2019. Sekitar 64 persen dari responden merupakan kalangan perempuan. Para responden yang rata-rata anak muda itu mengaku berlibur dengan teman atau orang tua.

Penjualan tiket untuk musim liburan tersebut naik 30 persen. Kereta api cepat masih menjadi pilihan utama para wisatawan domestik.

Dengan dibukanya jaringan kereta cepat Guangzhou-Shenzhen-Hong Kong, maka akan ada gelombang wisatawan Cina ke Hong Kong untuk menyaksikan pesta kembang api dan mengunjungi Disneyland pada malam pergantian tahun sebagaimana unggahan di laman berita Sina Weibo. Tren baru wisatawan domestik Cina adalah berlibur di pemandian air hangat dan memanjakan diri dengan spa di beberapa kota, seperti Hangzhou, Nanjing, Suzhou, Changzhou, dan Ningbo.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement