REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Kapolda Papua Irjen Martuani Sormin Siregar menilai bahwa dalam pelaksanaan tugas di lapangan, personel TNI dan Polri di Bumi Cenderawasih sangat elegan dan santun. Mantan Kapolda Papua Barat menyampaikan penilaian itu, di hadapan wartawan media cetak dan elektronik, usai memaparkan refleksi akhir tahun 2018, di Mapolda Papua, Kota Jayapura, Jumat (28/12).
"Mengapa santun. Anggota kami memegang teguh penghormatan HAM. Saya perlu tampilkan hal ini, ada anggota saya kena panah di bagian mata, tapi tidak balas menembak. Tapi hal ini tidak mendapat apresiasi," katanya, didampingi Wakapolda Papua Brigjen Yakobus Marzuki dan Kabid Humas Kombes AM Kamal.
Ia mengandaikan, jika hal itu dialami oleh dirinya bisa dipastikan magasin dalam senjata apinya digunakan untuk balas menembak. "Kalau itu seandainya saya itu. Saya pastikan magasin saya penuh, itu habis. Tapi saya akui, anggota saya itu hebat. Rekan-rekan tidak pernah katakan polisi itu hebat, tidak pernah," katanya pula.
Namun, lanjut dia, ketika ada anggota Polri atau aparat keamanan yang melakukan penembakan, sudah pasti hal itu akan dituding sebagai pelanggaran HAM berat. "Saya pastikan bahwa anggota saya di polda ini paling baik seluruh Indonesia," katanya lagi.
Mantan Kadiv Propam Mabes Polri itu mengungkapkan bahwa KKB di Papua mendapatkan pasokan senjata dari hasil rampasan milik TNI dan Polri yang sedang melaksanakan tugas. "Yang pasti Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB ini ada. Pertanyaan besarnya adalah dari mana senjatanya. Rekan-rekan wartawan jangan lupa bahwa anggota saya Polsek Pirime diserang mati. Polsek Sinak diserang pada 2015, mati tiga, dua hidup. Ini saya baru ajukan KPLB bagi mereka yang hidup, sementara senjata mereka hilang semua. Selain itu, Pos Kulirik delapan pucuk senjata hilang," katanya lagi.
Kapolda juga mengungkapkan bahwa senjata arsenal atau minimi yang dimiliki oleh KKB pimpinan Porum Okiman Wenda itu, dirampas dari anggota Brimob yang menjaga pekerjaan PT Modern termasuk dari anggota TNI yang tewas.