Jumat 28 Dec 2018 20:50 WIB

Sensor Pengukur Gelombang Laut akan Dipasang di Selat Sunda

Pengukur gelombang laut akan dipasang di sekitar Gunung Anak Krakatau.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nur Aini
Sisa-sisa aktivitas Gunung Anak Krakatau terapung di Perairan Selat Sunda, Lampung Selatan, Jumat (28/12).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sisa-sisa aktivitas Gunung Anak Krakatau terapung di Perairan Selat Sunda, Lampung Selatan, Jumat (28/12).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Badan Informasi Geospasial (BIG) bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan Badan Geologi Kementerian ESDM akan memasang alat pengukur tinggi muka air laut atau tide gauge di sekitar Gunung Anak Krakatu di Selat Sunda.

Alat itu akan berfungsi mendeteksi adanya kenaikan muka air laut secara signifikan, kemudian mengirimkan peringatan kepada warga Banten dan Lampung bila ada potensi tsunami.

Kepala Bidang Jaring Kontrol Horizontal dan Vertikal Badan Informasi Geospasial (BIG) Joni Efendi menjelaskan, tide gauge akan dipasang di beberapa titik di pulau-pulau sekitar Anak Krakatau. Berdasarkan data BIG, alat pengukur muka air laut baru terpasang di Ciwandan dan Marina Jambu, Banten. Sementara di Lampung, tide gauge baru terpasang di Pelabuhan Panjang, Kota Agung, Bengkunat, dan Krui.

"Kalau ada stasiun pasang surut di sekitar Anak Krakatau, bisa warning masyarakat. Saat ada tsunami air naik kan tercatat, sehingga masyarakat di dataran Banten atau Lampung masih ada waktu (untuk evakuasi diri)," kata Joni, Jumat (28/12).

Tambahan tide gauge yang dipasang, ujar Joni, nantinya berjumlah dua unit di pulau-pulau sekitar Anak Krakatau. Kriteria pulau yang akan dijadikan lokasi pemasangan alat pengukur muka air laut adalah pulau tak berpenghuni dan tidak ada pelabuhan.

"Kita belajar dari kejadian tsunami akibat longsoran di Palu dan Selat Sunda," katanya.

Baca: Tsunami Selat Sunda tak Terdeteksi Termasuk Kejadian Langka

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement