Jumat 28 Dec 2018 16:44 WIB

BNPB Sebut Korban Meninggal Tsunami Terdata Dobel

Korban meninggal hingga Jumat adalah 426 jiwa lebih sedikit dari dua hari lalu.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Indira Rezkisari
Catatan data korban bencana tsunami Selat Sunda di Banten (ilustrasi)
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Catatan data korban bencana tsunami Selat Sunda di Banten (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat korban meninggal akibat bencana tsunami yang menerjang Selat Sunda hingga Jumat (28/12) sebanyak 426 jiwa. Catatan korban mengalami penurunan dibandingkan H+4 karena ada beberapa nama dobel.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, data korban tewas akibat tsunami sekitar 426 jiwa."Hingga pukul 13.00 WIB sampai saat ini, tsunami yang menerjang Selat Sunda di lima kabupaten yaitu Pandeglang, Serang, Lampung Selatan, Tanggamus, Pesawaran membuat 426 jiwa meninggal dunia," kata Sutopo, saat konferensi pers penanganan darurat bencana tsunami di Selat Sunda, di Jakarta, Jumat (28/12).

Baca Juga

Ia mengakui, data hari ini berbeda dan menurun dibandingkan dengan dua hari lalu yang menyebut 430 jiwa meninggal dunia. Sebab, dia melanjutkan, setelah BNPB lakukan pemeriksaan silang korban meninggal berdasarkan identitasnya ternyata ada beberapa korban meninggal yang didata dobel.

Ia mencontohkan di perbatasan Serang dengan Pandeglang ternyata banyak wisatawan meninggal. Kemudian, ia melanjutkan, ketika ditemukan di perbatasan di Pandeglang juga dicatat di Serang. Sehingga data yang BNPB dapat dari masing-masing posko tanggap darurat lima kabupaten itu dobel. Kemudian setelah diverifikasi ternyata jumlahnya menjadi 426 orang.

BNPB mencatat 7.202 orang luka, 23 orang masih hilang dan dalam pencarian. Adapun jumlah pengungsi 40.386 orang, kerusakan rumah 926 unit rumah, 78 penginapan dan warung rusak, 434 perahu kapal rusak, 69 kendaraan roda empat rusak, dan 38 kendaraan roda dua rusak.

"Ini data sementara dan kemungkinan jumlah korban maupun kerusakan masih bertambah karena masih ada korban belum ditemukan. Karena material akibat tsunami masih cukup banyak di lapangan dan belum semua daerah selesai dilakukan penyisiran atau prnyelamatan," ujarnya.

Sabtu (22/12) malam lalu terjadi tsunami yang disebabkan longsoran akibat tremor terus menerus gunung Anak Krakatau. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis sampai dengan H+4 yaitu 26 Desember 2018 tercatat total korban meninggal dunia sebanyak 430 jiwa, 1.495 orang luka-luka, 159 orang hilang, dan 21.991 orang mengungsi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement