Jumat 28 Dec 2018 15:38 WIB

Anak Krakatau Semburkan Asap Kawah Setinggi 2.500 Meter

Awan panas masih terlihat petugas pos pantau di lapangan.

Rep: Muhammad Ikhwanuddin, Idealisa Masyrafina/ Red: Andri Saubani
Semburan awan panas Gunung Anak Krakatau terlihat dari kawasan Carita, Pandeglang, Banten, Jumat (28/12/2018).
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Semburan awan panas Gunung Anak Krakatau terlihat dari kawasan Carita, Pandeglang, Banten, Jumat (28/12/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG -- Gunung Anak Krakatau mengeluarkan asap setinggi 2.500 meter pada Jumat (28/12) pagi. Awan panas juga masih terlihat petugas pos pantau di lapangan.

Petugas Pos Pantau Anak Gunung Krakatau Deny Mardiono mengatakan, tubuh gunung dapat terlihat jelas dari pos. Dari pantauan petugas, kisaran asap Anak Gunung Krakatau berada di angka 2.000-2.500 meter.

"Asap kawah bertekanan kuat teramati berwarna hitam dengan intensitas tebal dan tinggi 2.000-2.500 meter di atas puncak kawah," katanya kepada wartawan, Jumat siang.

Ia mengatakan, hingga saat ini suara dentuman dari arah gunung juga masih jelas terdengar hingga ke Pandeglang dan Serang. Dalam catatan petugas, aktivitas gempa vulkanis juga masih terekam dengan amplitudo empat sampai 24 mm yang berada pada angka dominan 10 mm.

Angka gempa tremor ini menurun sejak pencatatan pagi tadi. Dengan status gunung yang masih level III (siaga), masyarakat dilarang untuk berada dalam radius lima kilometer dari lokasi gunung.

"Cuaca berawan dan mendung. Angin bertiup lemah hingga kencang ke arah timur laut dan timur. Suhu udara 26-32 derajat Celsius dan kelembapan udara 56-91 persen," tuturnya.

Sensor gempa Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada Jumat (28/12) pukul 05.11 WIB mencatat aktivitas seismik di zona Gunung Anak Krakatau, Selat Sunda. Aktivitas seismik ini tidak berpotensi tsunami.

Hasil analisis BMKG menunjukkan, aktivitas seismik ini memiliki magnitudo setara M=3,0. Episentrum terletak di Gunung Anak Krakatau, tepatnya pada koordinat 6,08 LS dan 105,41 BT pada kedalaman satu km.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono mengatakan, dengan memperhatikan lokasi episentrum, kedalaman hiposentrum, dan bentuk gelombangnya (waveform), tampak bahwa aktivitas seismik ini merupakan gempa dangkal yang diperkirakan akibat aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau.

"Aktivitas Gunung Anak Krakatau ini tercatat oleh tujuh stasiun seismik milik BMKG di sekitar Selat Sunda, yaitu Cigeulis (CGJI), Serang (SBJI), Sukabumi (SKJI), Muara Dua (MDSI), Cacaban  (CNJI), Bungbulang (BBJI), dan Tanjung Pandan (TPI)," kata Rahmat Triyono dalam pernyataan resminya, Jumat (28/12).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement