Kamis 27 Dec 2018 16:50 WIB

Sapi Komersial Asli Indonesia Perlu Dikembangkan

Pengembangan kombinasi breed perlu segera dikerjakan.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Pekerja memberi makanan sapi di peternakan sapi Agro Techno Park di Sentono, Karangdowo, Klaten, Jawa Tengah, Kamis (28/6).
Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho
Pekerja memberi makanan sapi di peternakan sapi Agro Techno Park di Sentono, Karangdowo, Klaten, Jawa Tengah, Kamis (28/6).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Indonesia memiliki beberapa sapi asli seperti sapi Bali, sapi Madura, sapi Pesisir dan sapi campuran. Tapi, banyaknya kasus mengawinkan yang tidak terkontrol membuat penurunan sifat fenotipik.

Kondisi itu membuat pembenahan sapi komersial asli perlu dilakukan. Tentunya, harus dilakukan secara komprehensif, terarah, dan terukur dengan pendekatan breeding dalam rangka pengembangan kombinasi breed atau asli Indonesia.

Tujuannya, mampu memenuhi kebutuhan daging baik nasional maupun internasional. Hal itu turut mengemuka dalam Lokakarya Konsorsium Pengembangan Sapi Indonesia yang diinisiasi Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

Dekan Fakultas Peternakan UGM, Ali Agus menilai, pengembangan kombinasi breed perlu segera dikerjakan agar dihasilkan sapi komersial asli Indonesia. Tentu, sapi yang diinginkan memiliki daya tumbuh yang bersaing.

"Dan dapat dioptimalisasi sesuai dengan sumber daya lokal," kata Ali, di Auditorium Fakultas Peternakan UGM.

Ali menilai, genetik bangsa sapi memengaruhi usaha sapi karena kondisi ternak yang dikembangkan perlu disesuaikan kondisi lingkungan dan ketersediaan pakan lokasi budidaya. Misalnya, sapi Eropa seperti Simmental atau Limousin.

Sapi itu disukai peternak di Indonesia lantaran ukuran tubuh yang besar. Tapi, sapi itu memiliki banyak kelemahan untuk dikembangkan di negara tropis karena kondisi lingkungan seperti cuaca yang tidak mendukung dan pakan berbeda.

"Terlebih, setelah bertahun-tahun pengembangan sapi itu di Indonesia, ternyata permasalahan kesulitan bunting dan proporsi karkas tidak sesuai ukuran tubuh membuat peternak merugi dan pemenuhan kebutuhan daging sapi kulit dicapai," ujar Ali.

Ia melihat, berbagai keterbatasan faktor internal dapat menurunkan optimalisasi usaha budi daya sapi di Indonesia. Karenanya, pengembangan kelayaan bangsa sapi yang perlu dikembangkan di Indonesia harus disinergikan.

Utamanya, dengan dukungan dari kecukupan nutrien pakan dan kondisi lingkungan yang sesuai kebutuhan ternak. Serta, potensi pengembangan jangka panjang terhadpa bangsa sapi tertentu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement