REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung masih menunjukkan aktivitas kegempaan tremor. Gunung juga mengeluarkan asap hitam tebal serta awan panas ke kawasan sekitarnya.
Menurut laporan Staf Kementerian ESDM, Badan Geologi, PVMBG Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau Windi Cahya Untung, Kamis pagi (27/12), dalam periode pengamatan 26 Desember 2018 pukul 00.00 WIB sampai dengan 24.00 WIB, menunjukkan visual gunung jelas hingga kabut 0-III. Asap kawah teramati berwarna hitam dengan intensitas tebal dan tinggi 200-500 meter di atas puncak kawah.
Teramati awan panas ke arah selatan yang sudah mencapai lautan. Terdengar suara dentuman di Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau.
Data yang diambil dari Stasiun Sertung, dekat kawasan Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda ini, menunjukkan aktivitas kegempaan tremor menerus amplitudo 9-35 mm (dominan 25 mm). Gunung api di dalam laut dengan ketinggian 338 meter dari permukaan laut (Mdpl) selama pengamatan itu, dalam kondisi cuaca mendung dan hujan. Angin bertiup lemah, sedang, hingga kencang ke arah utara, dan timur laut, dan timur. Suhu udara 24-27 derajat Celsius, kelembapan udara 88-98 persen, dan tekanan udara 0-0 mmHg.