REPUBLIKA.CO.ID, MALANG – Wacana internasionalisasi Bandara Abd Saleh Malang masih belum jelas hingga saat ini. Keputusan perubahan standar tersebut harus melalui uji kelayakan dari berbagai pihak terlebih dahulu.
"Tergantung para pihak, layak atau enggak Abd Saleh itu. Saya kira Banyuwangi saja sudah ada City Link ke Malaysia, apalagi Malang Raya yang (jumlah pengunjung) lebih banyak," kata Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Provinsi Jawa Timur (Jatim), Raden Bagus Fattah Jasin di Hotel Atria Kota Malang, Rabu (26/12).
Menurut Fattah, Bandara Abd Saleh sesungguhnya masih milik TNI AU. Gubenur Jatim Soekarwo sebelumnya juga sudah mengusulkan melalui surat kepada presiden terkait internasionalisasi bandara. Namun sayangnya, hingga saat ini status bandara masih belum mengalami perubahan.
"Sebenarnya Kementerian Hubungan (Kemenhub) yang menentukan bandara itu internasional atau tidak. Tapi karena ini bukan (milik) Angkasa Pura, jadinya Mabes TNI AU harus diminta persetujuan (dulu)," jelas Fattah.
Terkait sejarah keberadaan Bandara Abd Saleh, kata dia, itu karena permintaan masyarakat. Karena mendapatkan respons atau izin dari pihak terkait, bandara tersebut pun hadir untuk memenuhi kepentingan publik.
Melihat hal ini, Fattah menilai, perubahan status bandara sebenarnya dapat dilakukan. Terlebih apabila terdapat permintaan masyarakat untuk menyediakan setidaknya satu atau dua penerbangan internasional. Akan sangat disayangkan apabila itu tidak terlaksana mengingat bandara sekecil Banyuwangi pun telah berhasil menerapkannya.
Dari segi indikator jumlah penumpang, kata dia, perbedaan antara Malang Raya dan Banyuwangi jelas sangat jauh. Pengunjung ke Banyuwangi sekitar 300 ribuan sedangkan Malang mencapai 1,2 juta.
Ditambah lagi, Bandara Abd Saleh menonjolkan potensi wisata di tiga daerahnya seperti Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kota Batu.
Bandara Abd Saleh memiliki luasan sekitar 6.000 hektare dengan kapasitas kurang lebih 1,5 juta penumpang. Keberadaan bandara ini jelas sangat membantu mengurangi kapasitas penumpang di Juanda, Sidoarjo-Surabaya.
"Bandara Juanda itu kapasitasnya 11 juta, sedangkan sekarang sudah 20 juta. Dengan adanya Abd Saleh, tentu akan membantu angka overload itu. Apalagi Banyuwangi sudah ada yang langsung ke Jakarta," tambahnya.