REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG— PT Pindad mengirimkan 1 unit Ekskavator buatannya yang dikenal dengan merk Pindad Excava 200 untuk mendukung pemulihan pasca bencana tsunami yang melanda Selat Sunda di Banten dan Lampung.
Excava 200 merah putih yang melambangkan warna bendera NKRI ini diangkut melalui jalur darat dengan self loader pada Selasa, (25/12).
Menurut Direktur Utama, Abraham Mose, Excava 200 saat ini telah tiba di PLTU Labuan, lokasi spesifik mana yang dituju akan dikoordinasikan ke KS sebagai koordinator BUMN Peduli Banten.
Pengiriman ekskavator buatan Pindad ini, merupakan bentuk kepedulian perusahaan dan wujud BUMN hadir untuk negeri untuk mendukung pemulihan pasca bencana.
Abraham Mose mengatakan, ia berbela sungkawa dan prihatin yang cukup mendalam terhadap korban bencana tsunami yang melanda selat sunda. Oleh karena itu, PT Pindad segera mengirimkan alat berat ekskavator dan bantuan lainnya untuk mendukung pemulihan pasca bencana.
“Kami juga bekerjasama dengan BUMN lainnya untuk mengirimkan bantuan yang diperlukan disana,” kata Abraham, Rabu (27/12).
Ekskavator berbobot 21,7 ton ini, kata dia, telah terserap oleh pasar, digunakan antara lain oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), dan Kementerian Pertanian.
Excava 200 memiliki kapasitas produksi 1 unit per hari, berukuran Panjang 9,542 m, Lebar 2,895 m dan Tinggi 3,193 m. Excava 200 hingga saat ini telah terjual sebanyak lebih dari 300 unit.
Excava 200, sebelumnya juga turut membantu pemulihan pasca bencana gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah. Selain varian standard, Ekskavator buatan dalam negeri ini juga telah tersedia dalam varian Excava Breaker dan Excava Amphibious.
Berdasarkan data BNPB, hingga 25 Desember, korban meninggal dunia akibat tsunami Selat Sunda meningkat menjadi 429 orang. Jumlah itu meliputi korban di 5 kabupaten, yaitu Kabupaten Serang, Pandeglang, Lampung Selatan, Pesawaran, dan Tanggamus.
"Semoga hadirnya Excava 200 dapat meningkatkan dan mempercepat kinerja tim pemulihan pasca bencana tsunami yang melanda selat sunda," kata Abraham Mose.