Rabu 26 Dec 2018 17:44 WIB

Cerita Warga Lava Merah Anak Krakatau dan Datangnya Tsunami

Gunung Anak Krakatau masih mengeluarkan suara gemuruh seperti suara petir.

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Nashih Nashrullah
Foto Gunung Anak Krakatau diambil pada Ahad (23/12). Krakatau tampak mengeluarkan asap hitam dari puncak kawah.
Foto: AP
Foto Gunung Anak Krakatau diambil pada Ahad (23/12). Krakatau tampak mengeluarkan asap hitam dari puncak kawah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Warga Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang sempat melihat semburan lava pada Jumat (22/12) malam. Namun, mereka tidak menyangka esok harinya, tsunami menerjang dengan senyap. 

Salah satu warga Desa Bulakan, Piah mengatakan, dirinya sempat melihat sesuatu yang berwarna merah api di kejauhan. Ia menduga, warna merah tersebut berasal dari Anak Gunung Kratau, ia pun tahu bahwa gunung tersebut masih aktif. 

"Tapi saya nggak nyangka dampaknya bisa sampai tsunami. Soalnya nggak ada gempa, jadi saya kira itu aktivitas gunung biasa aja," katanya  saat ditemui Republika,co.id, Rabu (26/12). 

Sesaat sebelum kejadian, ia juga ingat betul saat hendak menutup warungnya, sekitar pukul 21.00, tidak ada tanda-tanda bencana sama sekali. Ia baru tersadar ada bencana, saat mendengar teriakan orang yang berkata ada tsunami. 

"Saya nggak percaya tadinya ada tsunami waktu orang teriak-teriak begitu. Tapi pas saya lihat ada ombak mendekat, saat itu juga saya kunci warung dan lari," ungkapnya. 

Pantauan Republika.co.id di lokasi, hingga saat ini Gunung Anak Krakatau masih mengeluarkan suara gemuruh yang menyerupai suara petir. 

Suara tersebut, terdengar dari berbagai penjuru setiap beberapa detik sekali. Warga mengatakan, suara tersebut juga mulai terdengar pada Jumat, sehari sebelum tsunami terjadi.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement