Rabu 26 Dec 2018 16:09 WIB

Cerita Warga Sukabumi Selamat dari Terjangan Tsunami Banten

Korban sempat terombang ambing di lautan sebelum akhirnya tersangkut di sebuah pohon.

Rep: Riga Nurul Iman / Red: Israr Itah
Pegawai PLN Udeng Sudirman (45) asal Kampung Babakan limus nunggal RT 02 Rw 01 Kelurahan/Kecamatan Cibeureum Kota Sukabumi selamat dari bencana tsunami di Tanjung Lesung Banten. Korban kini dirawat di rumahnya di Sukabumi Rabu (26/12).
Foto: Republika/Riga Nurul Iman
Pegawai PLN Udeng Sudirman (45) asal Kampung Babakan limus nunggal RT 02 Rw 01 Kelurahan/Kecamatan Cibeureum Kota Sukabumi selamat dari bencana tsunami di Tanjung Lesung Banten. Korban kini dirawat di rumahnya di Sukabumi Rabu (26/12).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Seorang warga Kota Sukabumi, Jawa Barat selamat dari bencana tsunami yang melanda Tanjung Lesung, Banten. Korban sempat terombang ambing di lautan sebelum akhirnya tersangkut di sebuah pohon.

Warga yang selamat tersebut adalah Udeng Sudirman (45 tahun) yang berasal dari Kampung Babakan Limus Nunggal RT 02 RW 01 Kelurahan/Kecamatan Cibeureum, Kota Sukabumi. Pada saat kejadian, Udeng merupakan panitia kegiatan family gathering yang digelar PLN di Tanjung Lesung, Banten. Sehari-harinya, Udeng menjabat sebagai asmen fasilitas pada kantor Unit Induk transmisi (UIT) PLN Jabar Bagian Barat (JBB) yang berada di Depok. 

"Ketika peristiwa terjadi, saya tepat berada di sebelah kiri panggung acara," ujar Udeng kepada wartawan saat ditemui di rumahnya Rabu (26/12). Pada waktu itu, grup band Seventeen yang memeriahkan acara tengah membawakan lagu yang kedua.

Udeng menuturkan, bencana datang ketika suasana di pantai cukup cerah dengan cahaya bulan yang terang. Namun di seberang lautan memang terlihat aktivitas Gunung Anak Krakatau. 

Menurut Udeng, bencana tersebut terjadi ketika ia tengah memberikan uang kepada temannya. Saat itu, rekannya yang tengah menghadap ke laut tiba-tiba meneriakkan takbir.

Sementara Udeng yang membelakangi kemudian melihat air laut sudah di atas kepalanya. "Saya pasrah dan menyangka umur hanya sampai di sini," kata dia.

Selanjutnya, Udeng terbawa arus laut dan terkena hantaman benda tumpul pada bagian dada, tangan, kaki hingga kepala. Dalam kondisi tersebut, Udeng hanya bisa berdoa dan pasrah sambil menutupi kepalanya dengan tangan untuk mencegah hantaman benda tajam.

"Sekitar 20 menit berlalu saya tersangkut di sebuah pohon yang berjarak sekitar dua kilometer dari lokasi acara," kata Udeng. 

Seingatnya bencana terjadi sekitar pukul 21.10 WIB dan dia tersangkut di pohon sekitar pukul 21.30 WIB.

Pada saat di atas pohon ia melihat kondisi yang menyedihkan karena banyak mayat yang tersangkut di atas pohon yang memiliki ketinggian sekitar tiga meter. Sewaktu turun dari pohon dengan luka yang cukup berat yang dialaminya Udeng melihat seorang anak yang meminta bantuan.

"Ada anak yang minta jangan ditinggalin ngakunya anak Aa Jimmy," ungkap Udeng. Anak tersebut langsung diamankan dan diserahkan ke seseorang yang diduga pengasuhnya. Selain itu, masih banyak teriakan orang lainnya yang meminta tolong.

Dengan kondisi luka-luka, Udeng berjalan mencari bantuan dan melihat korban lainnya tergeletak di lokasi tersebut. Beruntung Udeng melihat orang membawa motor dan membawanya ke pos penjagaan. Dari pos tersebut ia menaiki kendaraan yang juga mengangkut sejumlah korban lainnya ke rumah sakit terdekat.

Namun tutur Udeng karena kondisi rumah sakit penuh maka ia memutuskan mencari tukang urut yang juga terdapat keluarganya. Dari sanalah ia berhasil menghubungi adik kandungnya di Sukabumi untuk segera menjemputnya.

"Alhamdulillah keluarga datang menjemput pada Ahad (23/12)," imbuh Udeng. 

Kini, Udeng hanya mendapatkan perawatan di rumah setelah sebelumnya diperiksa kondisi kesehatan di rumah sakit yang ada di Sukabumi. Udeng mengalami luka serius pada bagian tangan dan kaki serta bagian kepala. Namun ia bersyukur masih bisa selamat dari bencana tsunami yang memakan banyak korban jiwa tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement