REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG -- Badan SAR Nasional (Basarnas) mencatat 334 orang meninggal dunia akibat gelombang tsunami yang menerjang perairan Selat Sunda, Provinsi Banten, Sabtu (22/12) malam. Jumlah ini diperkirakan terus bertambah mengingat pencarian maaih terus dilakukan.
"Korban yang meninggal itu jumlah sementara dan kemungkinan bertambah," kata Fahrizal, petugas pendataan dan komunikasi Basarnas di Posko Labuan, Pandeglang, Senin (24/12).
Ia mengatakan temuan tentang jumlah korban meninggal dunia meningkat, sebelumnya tercatat 252 orang meninggal dunia, 757 luka-luka, dan 30 hilang. Namun, laporan dari lapangan yang diterima pada pukul 11.00 WIB menunjukkan angka itu bertambah menjadi 334 orang meninggal dunia, 764 luka-luka, dan 61 hilang.
"Kami yakin jumlah korban tsunami terus bertambah, karena masih banyak yang belum ditemukan dan hilang," ujarnya.
Baca juga, Jokowi: TNI-Polri akan Cari Korban Tsunami Lewat Laut
Dia mengatakan lokasi korban tsunami yang menerjang perairan Selat Sunda tersebut ada 17 titik. Sebanyak 17 titik itu, antara lain Carita, Panimbang, Cigeulis, Sumur, Labuan, Tanjung Lesung, Cibaliung, Cimanggu, Pagelaran, Bojong, Anyer, Pulau Sangiang, Menes, Pulau Hampeleum, Banyuasin, dan OSC Lampung.
Jumlah korban yang meninggal dunia terbesar di Panimbang 74 orang, Carita 70 orang, OSC Lampung 55 orang, Tanjung Lesung 46, Sumur 38, Labuan 12 orang, dan Anyer 12 orang. Saat ini, Basarnas dan tim koordinasi lainnya masih melakukan evakuasi dan pencarian jenazah korban tsunami di sejumlah titik.
"Kami berharap semua korban tsunami bisa ditemukan dan teridentifikasi," katanya.