Senin 24 Dec 2018 05:10 WIB

Kemenag Imbau Bantuan Korban Tsunami Lewat Lembaga Keumatan

Kemenag mengimbau umat menyalurkan bantuan melalui lembaga keumatan.

Rep: Muhyiddin/ Red: Bayu Hermawan
Personil TNI, Basarnas dan Relawan melakukan pencarian korban di reruntuhan bangunan akibat bencana Tsunami di Desa Way Muli, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, Lampung, Ahad (23/12/2018).
Foto: Antara/Ardiansyah
Personil TNI, Basarnas dan Relawan melakukan pencarian korban di reruntuhan bangunan akibat bencana Tsunami di Desa Way Muli, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, Lampung, Ahad (23/12/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama (Kemenag), Muhammadiyah Amin mengimbau agar umat turut membantu korban terdampak yang terjadi di Selat Sunda, khususya di daerah Pandenglang, Lampung Selatan dan Serang Banten. Menurutnya, jika umat tidak bisa membantu dengan tenaga, maka umat bisa membantu melalui lembaga keumatan, seperti Baznas dan Lembaga Amil Zakat lainnya. 

"Kami imbau kalau tidak bisa membantu secara fisik dan tenaga agar membantu lewat lembaga keumatan. Kami berharap bisa membantu dengan apa yang dimiliki dan layak untuk saudara-saudara yang terkena bencana tersebut," ujar Amin saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (23/12).

Amin yakin saat ini lembaga keumatan sudah bergerak turun ke lokasi bencana tsunami untuk membantu para korban. Karena, menurut dia, lembaga keumatan tersebut sangat tanggap terhadap segala bencana alam yang terjadi, termasuk pada bencana gempa bumi di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan di Sulawesi Tengah yang belum lama ini terjadi.

"Tentu saja kalau Baznas dan lembaga keumatan lainnya segera turun membantu saudata-saudara kita yang terkena tsunami," kata Amin.

Untuk diketahui, korban tsunami yang terjadi di Selat Sunda, Sabtu (22/12) malam, terus bertambah. Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga pukul 13.00 WIB, korban meninggal telah mencapai 168 orang. Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, menjelaskan masih ada 30 orang yang belum ditemukan. Sementara, 745 orang mengalami luka-luka.

"Kerusakan rumah sekitar 558 unit. Hotel sembilan unit rusak berat, 60 warung kuliner dan perahu serta kapal sebanyak 350 yang rusak," kata Sutopo seperti diberitakan Republika.co.id sebelumnya, Ahad (23/12).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement