Ahad 23 Dec 2018 23:45 WIB

Objek Wisata Pantai di Lampung Selatan Lumpuh oleh Tsunami

Semua pantai yang berada di Bakauheni, Lampung Selatan terdampak tsunami.

Gelombang tsunami meluluhlantakan sejumlah rumah khusunya di bibir pantai pesisir selatan, Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, Sabtu (22/12) malam. Sebanyak 44 orang meninggal sduah ditemukan, ratusan orang luka luka. Evakuasi masih dilakukan.
Foto: Republika/Mursalin Yasland
Gelombang tsunami meluluhlantakan sejumlah rumah khusunya di bibir pantai pesisir selatan, Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, Sabtu (22/12) malam. Sebanyak 44 orang meninggal sduah ditemukan, ratusan orang luka luka. Evakuasi masih dilakukan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Sejumlah destinasi wisata di Lampung Selatan dipastikan lumpuh terdampak bencana tsunami di Selat Sunda. Ketua Tim Tourism Crisis Center (TCC) yang juga Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Guntur Sakti mengatakan, pihaknya melakukan pemantauan dan pendataan terkait dampak tsunami yang terjadi di Banten dan Lampung pada Sabtu malam (22/12) terhadap pariwisata di Banten dan Lampung.

"Dari data yang dihimpun Tim TCC dari Kabupaten Lampung Selatan, diketahui tiga hal utama terkait pariwisata, yakni 3A yang terdiri dari atraksi, amenitas, dan aksesibilitas di Lampung Selatan terkena dampak tsunami," katanya di Jakarta, Ahad.

Baca Juga

Guntur mengatakan semua pantai yang berada di Kecamatan Bakauheni terdampak tsunami. Pantai Tanjung Tuha, Pantai Minang Rua, dan Pantai Belebuk tak ada yang bisa dikunjungi wisatawan.

Demikian juga dengan pantai di sepanjang Pesisir Kecamatan Rajabasa. Pantai Kahai, Pantai Kunjir, Pantai Way Muli, Pantai Wartawan de Mansion, Pantai Banding, Pantai Canti, dan Pantai Batu Kapal juga masih lumpuh.

Sementara itu, pantai di sepanjang Pesisir Kecamatan Kalianda juga bernasib serupa. Pantai Maja, Pantai Kedu, Pantai Ketang, Pantai Laguna/Alau2 , Pantai Bagus, Pantai Tanjung Beo, Pantai Sappenan, Hutan Mangrove Grand Elty, Pantai Kalianda Resort, Pantai Merak Belantung, Pantai Marina, dan Pantai Teluk Nipah terdampak tsunami.

Pulau Sebesi, Pulau Sekepel, dan Pulau Legundi pun demikian. "Sebagian besar yang terdampak tsunami adalah atraksi alam seperti pantai dan pulau, namun untuk atraksi yang berbasis budaya dan buatan belum terdata dan sedang dalam upaya koordinasi," ujar Guntur.

Terkait amenitas, tercatat tiga hotel di Lampung Selatan mengalami kerusakan. Hotel Wartawan de Mansion mengalami kerusakan di 15 kamarnya, Hotel Grand Elty Krakatoa restorannya tersapu air, dan Kahaii Beach Resort yang mengalami kerusakan pada fasilitas di tepi pantai.

Sejumlah 102 gardu PLN pun masih padam dan 20 tiang SUTM (Saluran Udara Tegangan Menengah) roboh "Untuk aksesibilitas, Dermaga Boom di Kalianda dilaporkan hancur," katanya.

Sedangkan untuk darat, akses jalan menuju pantai-pantai di sepanjang pantai di Kecamatan Bakauheni, Kecamatan Rajabasa, dan Kecamatan Kalianda dilaporkan juga mengalami kerusakan.

Sebelumnya Menteri Pariwisata Arief yahya mengatakan Kemenpar mengaktifkan Tim Crisis Center (TCC) guna memantau akses, amenitas, dan atraksi yang terkait langsung dengan wisatawan di Banten dan Lampung. Tim TCC akan terus memantau dan melaporkan kondisi terkini khususnya terkait pariwisata terdampak tsunami di Banten dan Lampung.

Pada Ahad(23/12), tim dari Destinasi Regional II Kemenpar berangkat ke Banten melalui jalur Pandeglang. Sedangkan Senin pagi (24/12) Tim TCC Kemenpar akan menuju Kampung Cikadu, yang menjadi lokasi posko TCC Kemenpar.

"Nantinya, hanya ada satu pintu untuk mengeluarkan pernyataan dampak bencana di sektor pariwisata. Dan ini adalah pelayanan utama yang dilakukan TCC Kemenpar di fase tanggap darurat. Selain tentunya ikut serta memberikan pelayanan kepada wisatawan yang terdampak," kata Guntur.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement