Ahad 23 Dec 2018 17:21 WIB

Tsunami Pandeglang, ACT: 126 Jenazah Ditemukan

ACT akan fokus menurunkan tim evakuasi dan medis.

Tim Emergency Response ACT membantu mengevakuasi korban tsunami di Pandeglang.
Foto: ACT
Tim Emergency Response ACT membantu mengevakuasi korban tsunami di Pandeglang.

REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG -- Korban meninggal tsunami di pesisir Pantai Pandeglang terus bertambah. Hingga Ahad (23/12) pukul 11.35 WIB, setidaknya sudah ada 126 jenazah yang dievakuasi oleh regu penyelamat gabungan, termasuk Tim Emergency Response Aksi Cepat tanggap (ACT).

Menurut laporan Dedi dari Tim Emergency Response ACT yang berada di lokasi, seluruh korban meninggal dunia ditampung di Puskesmas Carita yang terletak di Jalan Raya Carita-Labuan, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang. “Ini untuk titik Pandeglang Utara, penanganan evakuasi dipusatkan di Puskesmas Carita. Tim akan terus melakukan evakuasi karena dapat kabar masih banyak warga yang terdampar di pesisir pantai,” ungkap Dedi, Ahad, seperti dikutip ACT News.

Sementara itu, korban luka tercatat sudah mencapai 624 jiwa. Data tersebut diambil dari 11 kecamatan di Pandeglang, di antaranya Carita, Panimbang, Cigeulis, Sumur, Labuan, Menes, Cibaliung, Jiput, Cimanggu, Pagelaran, dan Bojong.

Tsunami yang menerjang Pandeglang pada Sabtu (22/12) malam lalu juga mengakibatkan lebih dari 400 rumah rusak dan ratusan mobil, motor, dan kapal nelayan rusak berat.Pada fase tanggap darurat, ACT akan fokus menurunkan tim evakuasi dan medis.

Hal ini mengingat korban yang mengalami luka-luka cukup banyak. Baik korban meninggal maupun luka-luka diperkirakan jumlahnya akan terus bertambah.

Sementara Dedi juga mengungkapkan, kondisi di Puskesmas Carita masih belum kondusif. Tak hanya aktivitas tim evakuasi dan medis yang terlihat, banyak warga yang kehilangan keluarganya juga berkumpul untuk melapor.

“Kebanyakan korban yang berhasil dievakuasi ataupun yang masih dalam laporan adalah pengunjung pantai. Mungkin ada beberapa warga, cuma masih belum bisa dipastikan,” jelas Dedi.

Sampai laporan ini diunggah, Dedi mengabarkan dirinya sempat membantu warga karena ada peringatan sirine yang menunjukkan akan terjadi lagi tsunami. “Warga langsung panik, tim sempat membantu untuk evakuasi mereka. Kami membawa mereka ke tempat yang lebih tinggi,” pungkasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement