REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manajer Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Tengah (UIP JBT I) Ainanto Nindyo mengonfirmasi, setidaknya setengah dari staf PLN Transmisi Jawa Bagian Barat yang menjadi korban tsunami di perairan Selat Sunda pada Sabtu (22/12) malam sudah ditemukan selamat. Pencarian terus dilakukan bersama pemangku kepentingan lain yang berada di lokasi.
Ainanto menuturkan, saat itu, 260 staf PLN Transmisi Jawa Bagian Barat tengah mengadakan family gathering di Tanjung Lesung, Pandeglang. "Sampai saat ini, info terbaru yang kami dapatkan, ditemukan selamat sudah 130 orang. Semoga korban selamat semakin bertambah yang ditemukan," ujarnya ketika dikonfirmasi Republika.co.id, Ahad (23/12).
EVP Coprorate Communications and CSR PT PLN (Persero) I Made Suprateka mengatakan, pihaknya kini terus mendata dan melakukan pencarian terhadap seluruh korban. PLN juga telah membentuk tim gerak cepat tanggap bencana serta mengirimkan 26 ambulans ke lokasi bencana.
Menurut data yang dimilikinya, tercatat 24 orang korban luka dari rombongan staf PLN Transmisi Jawa Barat. Mereka telah dibawa ke Posko Masjid PLTU untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut Sebanyak 19 orang belum ditemukan dan terdata. “Kami mohon doanya agar seluruh keluarga PLN bisa segera ditemukan dalam kondisi selamat,” ucap Made.
Sebelumnya, pada Sabtu malam, gelombang tinggi menerjang kawasan pesisir Kabupaten Pandeglang di Provinsi Banten, termasuk daerah Pantai Anyer. Gelombang tinggi itu tidak hanya menerjang permukiman, penginapan, dan fasilitas wisata di kawasan pantai barat Banten, namun juga menyapu sebagian kawasan pesisir Provinsi Lampung.
Alat pengukur gelombang Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mendeteksi gelombang dengan rata-rata tinggi satu hingga dua meter di wilayah Banten dan Lampung.
BMKG memperkirakan masih akan ada tsunami susulan terjadi di perairan Selat Sunda. Sebab, BMKG tidak bisa memprediksi sampai kapan aktivitas Gunung Anak Krakatau berhenti. "Masih akan ada tsunami susulan. Tremor, guncang lereng Gunung Anak Krakatau, kalau itu rontok akan terjadi (tsunami lagi)," tutur Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers.
Dwikorita meminta warga menghindari kawasan pantai di Selat Sunda karena potensi gelombang tsunami lanjutan dan gelombang air pasang masih tinggi. Berdasarkan papan pengukuran (tide gauge), saat ini tremor masih berjalan.