REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Banten Wahidin Halim menyatakan warganya panik keluar rumah ketika bencana tsunami di selat Sunda terjadi pada Sabtu (22/12) malam. Ia memohon doa dan bantuan untuk membantu para korban terdampak.
Wahidin mengatakan ketinggian air diperkirakan naik ke permukaan hingga 100 meter dari bibir pantai dengan kedalaman setengah meter. Ketika kejadian, kata dia, keadaan masyarakat panik keluar rumah untuk menyelamatkan dirinya masing-masing menuju lokasi yang lebih tinggi.
"Sementara, laporan kejadian di Kecamatan Anyer Kabupaten Serang yang terdampak di sekitar hotel, data masih menunggu laporan karena posisi jalan masih tertutupi bangunan-bangunan yang rusak dan pohon-pohon yang tumbang di sekitar jalan, demikian laporan sementara dan akan kami terus update kembali serta dilaporkan setiap saat kepada bapak Mendagri," katanya dalam keterangan resmi.
Suasana Pantai Karang Bolong, Anyer, Banten, Ahad (23/12).
Ia menyampaikan duka mendalam akibat bencana tersebut. Ia berharap korban diberi ketabahan dalam menghadapi cobaan.
"Semoga diberikan kesabaran dan kekuaran untuk saudara-saudara kita yang terdampak musibah di Pandeglang, Serang, dan Lampung," ujarnya.
Info sementara yang dilaporkan dari petugas pukul 03.55 WIB wilayah terdampak antara lain Pantai Tanjung Lesung, Pantai Sumur, Pantai Teluk Lada, Pantai Panimbang, dan Pantai Carita.
Baca: BNPB: Banyak Wisatawan di Pantai Saat Tsunami Selat Sunda