Ahad 23 Dec 2018 09:10 WIB

BNPB Sebut Jumlah Korban Tsunami Selat Sunda Bisa Bertambah

Pendataan belum menjangkau seluruh daerah terdampak.

Bangunan warung hancur di tepi jalan raya Anyer, Sabtu (22/12). Sekitar pukul 21.45 gelombang ombak pasang menerpa Pantai Anyer, Banten.
Foto: Indira R
Bangunan warung hancur di tepi jalan raya Anyer, Sabtu (22/12). Sekitar pukul 21.45 gelombang ombak pasang menerpa Pantai Anyer, Banten.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan tsunami yang menerjang kawasan Selat Sunda pada Sabtu malam (22/12) telah menyebabkan 20 orang meninggal dunia. Jumlahnya kemungkinan masih bisa bertambah karena pendataan belum menjangkau seluruh daerah terdampak.

Menurut data sementara hingga Ahad (23/12) pukul 04.30 WIB, bencana itu menyebabkan 20 orang meninggal dunia 165 orang terluka. Dua orang hilang dan puluhan bangunan rusak menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwonugroho dalam siaran persnya di Jakarta. Korban tersebar di Kabupaten Padenglang, Lampung Selatan dan Serang.

Di Kabupaten Pandeglang, tsunami berdampak ke Kecamatan Carita, Panimbang dan Sumur, menyebabkan 14 orang meninggal dunia, 150 orang luka-luka, 43 rumah rusak berat, sembilan hotel rusak berat dan puluhan kendaraan rusak.

Tsunami juga menyebabkan tiga orang meninggal dunia, empat orang terluka dan dua orang hilang di Kabupaten Serang.

Di daerah itu, tsunami menerjang kawasan permukiman dan wisata di Pantai Tanjung Lesung, Pantai Sumur, Pantai Teluk Lada, Pantai Panimbang, dan Pantai Carita.

Sementara di Kabupaten Lampung Selatan, bencana menyebabkan tiga orang meninggal dunia dan 11 orang luka-luka.

"Penanganan darurat masih terus dilakukan oleh BPBD bersama TNI, Polri, Basarnas, SKPD, Tagana, PMI, relawan dan masyarakat. Bantuan logistik disalurkan. Sementara itu Jalan Raya penghubung Serang-Pandeglang putus akibat tsunami," ujar Sutopo.

Badan Geologi dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) akan menyelidiki penyebab tsunami tersebut, yang diduga berkaitan dengan aktivitas vulkanis Gunung Anak Krakatau. Badan Geologi mencatat adanya aktivitas vulkanis gunung itu sekitar pukul 21.03 WIB, sebelum tsunami menerjang beberapa kawasan pesisir.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement