Ahad 23 Dec 2018 05:07 WIB

Pengunjung Lawang Sewu Tembus Satu Juta Wisatawan

Museum Lawang Sewu bisa menjelma sebagai destinasi menarik lepas dari citra kumuh.

Sejumlah wisatawan berkunjung di Obyek Wisata Lawang Sewu, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (9/3).
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Sejumlah wisatawan berkunjung di Obyek Wisata Lawang Sewu, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (9/3).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Jumlah pengunjung Museum Lawang Sewu Semarang, pada 2018 hingga pekan ketiga bulan Desember telah menembus angka lebih dari satu juta orang. "Selain telah menembus satu juta kunjungan, jumlah pengunjung dari tahun ke tahun terus menunjukkan tren positif," kata Kepala Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daops IV Semarang Suprapto di Semarang, Sabtu (22/12).

Museum Lawang Sewu yang merupakan aset milik PT KAI yang kini di bawah pengelolaan Daops IV Semarang, menjadi salah satu ikon destinasi wisata favorit di ibu kota Jateng. Ia menyebutkan jumlah pengunjung pada 2014 sebanyak 483.068 wisatawan, pada 2015 sebanyak 688.995 wisatawan, 2016 sebanyak 861.918 orang, dan 933.945 wisatawan pada 2017.

photo
Pengunjung berfoto di kawasan wisata Museum Cagar Budaya Lawang Sewu, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (13/10).

"Untuk tahun ini, hingga periode 21 Desember 2018 sudah tercatat 1.000.522 orang. Rekor satu juta pengunjung Lawang Sewu terpecahkan dalam setahun ini," katanya.

Menurut dia, pertumbuhan jumlah pengunjung Lawang Sewu itu merupakan hasil dari berbagai proses yang dilakukan KAI. Mulai renovasi, revitalisasi, hingga promosi wisata.

"Museum Lawang Sewu bisa menjelma sebagai destinasi menarik dan bisa lepas dari citra kumuhnya. Apalagi, sekarang ada tata cahaya yang bikin Lawang Sewu semakin cantik pada malam hari," katanya.

Banyak foto berlatar Museum Lawang Sewu dari berbagai sisi yang menghiasi akun-akun media sosial. Dia mengatakan, hal itu membuktikan keeksotisan destinasi wisata tersebut.

photo
Suasana destinasi wisata, Lawang Sewu di Semarang pada Sabtu (16/6).

Lawang Sewu dibangun pada 27 Februari 1904 sebagai Kantor Pusat Nederlands-Indische Spoorweg (NIS), perusahaan kereta api (KA) zaman pemerintahan Belanda. Awalnya, kegiatan perkantoran NIS dilakukan di Stasiun Semarang Gudang (Samarang NIS), tetapi kemudian dipindah ke Lawang Sewu di Jalan Bodjong, sekarang Jalan Pemuda Semarang.

Setelah kemerdekaan Republik Indonesia, bangunan kuno megah berlantai dua tersebut dipakai sebagai Kantor Djawatan Kereta Api RI (DKARI) yang sekarang menjadi PT KAI. Ia mengharapkan semakin banyak wisatawan yang berkunjung ke Museum Lawang Sewu, apalagi sekarang akses transportasi semakin mudah dengan semakin banyaknya rute KA.

"Sekarang juga sudah ada KA Joglosemarkerto yang melayani rute Semarang, Pekalongan, Tegal, Purwokerto, Yogyakarta, Solo yang semakin memudahkan akses masyarakat," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement