REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Calon Presiden (Capres) nomor urut 1 Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan rakyat agar tidak terpecah hanya karena adanya momentum politik pemilihan presiden dan wakil presiden. Jokowi mengingatkan, perbedaan pilihan adalah hal biasa dalam demokrasi.
"Biasanya itu gesekan terjadi kalau ada momentum politik. Berbeda di pemilihan bupati, wali kota, gubernur dan sekarang presiden, itu jangan sampai terjadi," ujar Joko Widodo di Makassar, Sabtu (22/12).
Jokowi mengatakan berbeda pilihan adalah biasa dan itulah demokrasi. Namun akan menjadi masalah jika perbedaan itu kemudian memicu terjadinya gesekan. Ia menyatakan penduduk Indonesia yang sekarang bertambah menjadi 260 juta jiwa sangat rawan terjadinya gesekan.
Namun dengan semangat persatuan, maka perbedaan tidak akan menjadi masalah. Apalagi para pendiri bangsa telah merumuskan landasan negara yakni Pancasila sebagai dasar negara.
"Semangat persatuan harus kita jaga karena aset utama bangsa Indonesia adalah persatuan. Indonesia adalah bangsa yang besar dengan penduduk sudah lebih 260 juta jiwa. Mari merawat persatuan," katanya.
Pengarahan oleh Joko Widodo dilakukan di hadapan 10 ribu warga yang umumnya dihadiri oleh ketua rukun tetangga maupun rukun warga (RT-RW) serta para tokoh masyarakat lainnya. Pengarahan itu juga bagian dari rangkaian kegiatan kenegaraan maupun politik dari Presiden Joko Widodo bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla yang hadir di Makassar sejak Jumat.