Kamis 20 Dec 2018 23:00 WIB

Kemensos Siapkan Logistik dan Anggaran Hadapi Bencana 2019

Kemensos juga siapkan laokasi dana untuk santunan sebesar Rp 220 miliar

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Anggota Polres Semarang dan Kodim 0714/Salatiga mengangkut bantuan logistic untuk korban bencana Lombok, di halaman Mapolres Semarang, Jumat (10/8). Dua truk bantuan logistik bencana Polres Semarang dan Kodim 0714/Salatiga hari ini dikirim menuju Lombok melalui bandara Adi Soemarmo, Surakarta.
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Anggota Polres Semarang dan Kodim 0714/Salatiga mengangkut bantuan logistic untuk korban bencana Lombok, di halaman Mapolres Semarang, Jumat (10/8). Dua truk bantuan logistik bencana Polres Semarang dan Kodim 0714/Salatiga hari ini dikirim menuju Lombok melalui bandara Adi Soemarmo, Surakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Sosial (Kemensos) mengantisipasi jika terjadi bencana selama 2019 diantaranya menyebarkan logistik di gudang regional hingga dengan menganggarkan dana sekitar Rp 80 miliar.

Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) Kemensos Margowiyono mengatakan, meski masih prediksi selama 2019 terjadi sekitar 2.500 bencana, pihaknya telah menyiapkan logistik.

"Kami sudah mengirim logistik ke gudang regional Kemensos ke Makassar, Sulawesi Selatan dan Sumatra Selatan dan mungkin kami akan mempercepat pengadaan dan penyebaran barang logistik, Insya Allah sudah tiba Januari hingga Februari 2019. Jadi dimaksimalkan untuk mendekatkan barang bantuan ke titik lokasi bencana," katanya saat dihubungi Republika, Kamis (20/12).

Adapun logistik yang dipersiapkan dan dikirim nantinya diantaranya matras, selimut, tikar, makanan siap saji, tenda, family kit, kidsware. Disinggung mengenai jumlah pasti logistik, ia mengaku tidak bisa menyebutkan detil karena bencana masih belum pasti terjadi dan masih sekadar prediksi.

"Yang penting kami telah menyiapkan di gudang kabupaten maupun provinsi," ujarnya.

Kendati demikian, ia meminta jangan hanya mengharapkan Kemensos untuk menyalurkan logistik. Meski tidak tinggal diam, ia menyebut Kemensos tidak bisa sendiri.

Ia menyebut koordinator kesediaan logistik di klaster nasional adalah Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sedangkan Kemensos adalah wakil koordinator. Tak hanya itu, pemerintah daerah (pemda) juga diminta berperan untuk menyiapkan rencana kontijensi menghadapi bencana.

Jadi ia meminta pemerintah daerah jangan cengeng ketika terjadi bencana yang menimpa hanya satu hingga lima KK langsung melapor ke pusat. "Jadi siapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk buffer stock. Apalagi kita kan sudah punya standar pelayanan minimal (SPM) kalau terjadi bencana, jadi itu sudah harus dilaksanakan oleh mereka (pemda), tidak harus menggantungkan di pusat," katanya.

Tak hanya logistik, kata dia melanjutkan, Kemensos juga menyiapkan anggaran untuk santunan bagi korban bencana, baik yang meninggal maupun luka. Ia mengaku di tahun 2019, Kemensos mendapatkan alokasi dana Rp 220 miliar dan dibagi-bagi. Rinciannya untuk dana dekon di provinsi sudah hampir Rp 120 miliar termasuk untuk tali asih taruna siaga bencana (tagana) 37 ribu personel sebagai relawan sebanyak Rp 250 ribu per bulan tiap personel sementara sisanya yang ada di pusat sekitar Rp 100 miliar.  

"Mungkin sekitar Rp 80 miliar yang digunakan untuk buffer stock termasuk santunan untuk korban meninggal atau luka," ujarnya.

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memprediksi sebanyak 2.500 bencana alam bakal melanda Indonesia pada 2019 mendatang. Prediksi itu didasari oleh perhitungan menurut pengalaman tahun ini yang mencapai yang mencapai 2.426 peristiwa bencana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement