Kamis 20 Dec 2018 20:19 WIB

Anies Pastikan Stok Bahan Pokok Akhir Tahun Aman

Stok bahan pokok berupa beras saat ini di pasar Cipinang sebanyak 52 ribu ton.

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Gita Amanda
Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan di PT Food Station Tjipinang, Cipinang, Jakarta Timur, Kamis (20/12).
Foto: Republika/Farah Nabila Noersativa
Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan di PT Food Station Tjipinang, Cipinang, Jakarta Timur, Kamis (20/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan memastikan pasokan kebutuhan pokok di DKI Jakarta aman hingga akhir tahun 2018. Hal itu ia sampaikan saat meresmikan mesin pengolah beras milik PT Food Station Tjipinang Jaya, salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta, di Pulogadung Jakarta Timur pada Kamis (20/12).

Anies mengatakan, stok bahan pokok berupa beras saat ini di pasar Cipinang sebanyak 52 ribu ton. Sedangkan kebutuhan di Jakarta untuk mencapai stabilitas harga berada di posisi 30 ribu ton. Kemudian, stok bahan pokok yang disimpan di dalam gudang PT Food Station Tjipinang Jaya tercatat sekitar 10 ribu ton.

"Jadi kita sangat aman posisinya. Insyaallah dengan pasokan yang terjamin maka harga akan stabil," kata Anies.

photo
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melhat beras pecah kulit saat peresmian mesin pengolah beras di Pergudangan Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Kamis (20/12).

Selain itu, dengan peresmian mesin baru ini, katanya, akan membantu memastikan kebutuhan pokok warga Jakarta terpenuhi dengan baik. Yakni dengan memberikan pasokan kebutuhan pokok yang berkualitas dengan harga terjangkau.

"Teknologinya canggih. Insyaallah ini akan membuat Food Station Tjipinang lebih baik lagi kinerjanya. Kita sampaikan inovasi-inovasi di Food Station agar didorong terus. Supaya membantu memastikan kebutuhan di Jakarta terpenuhi dengan baik," ujarnya.

Sementara itu, Direktur Utama PT Food Station Tjipinang, Arief Prasetyo menyampaikan, peresmian mesin tersebut merupakan bagian dari kesiapan management untuk menyongsong tantangan di tahun berikutnya.

"Dengan mesin baru,  dapat meningkatkan kapasitas produksi dari sebelumnya 8.000 ton per bulan menjadi 9.500 ton per bulan. Itu untuk menjamin ketersediaan pangan penduduk DKI Jakarta," kata Arief.

Selain peningkatan kapasitas produksi, katanya, diperlukan juga pengelolaan pangan yang baik dan sistematis. Yaitu dengan cara memotong rantai pasok yang terlalu panjang.

"Sesuai dengan arahan Pak Gubernur, kami ditugaskan mencari sumber-sumber terbaik. Kemudian kami ketemu petani-petani lokal. Kenapa harus langsung ke sana? Untuk memotong rantai pasok yang terlalu panjang," tutur Arief.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement