Kamis 20 Dec 2018 18:25 WIB

Desa Juara Jadi Strategi Jabar

Program Desa Juara menawarkan konsep One Village One Company.

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Gita Amanda
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil (Emil) melakukan peluncuran program OVOC di Desa Sukalaksana, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, Kamis (20/12).
Foto: Republika/Eric Iskandarasyah
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil (Emil) melakukan peluncuran program OVOC di Desa Sukalaksana, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, Kamis (20/12).

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Ketimpangan di desa dan di kota kerap menimbulkan sejumlah persoalan dalam banyak bidang. Hal ini pun kemudian disikapi oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) untuk menyusun strategi pengembangan desa yang terangkum dalam program Desa Juara.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil (Emil) mengatakan, program Desa Juara ini melibatkan sejumlah pemangku kepentingan dalam konsep One Village One Company (OVOC). “Ini merupakan langkah awal untuk membuktikan bahwa desa memiliki potensi untuk lebih berdaya,” kata Emil dalam peluncuran program OVOC di Desa Sukalaksana, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, Kamis (20/12).

Desa itu dipilih menjadi lokasi peluncuran mengingat desa itu memiliki kawasan ekowisata Saung Ciburial yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDES). Kawasan ekowisata dengan total lahan sekitar tiga hektare yang juga dilengkapi dengan cottage itu dinilai telah berhasil mewujudkan pemberdayaan desa dengan memadukan potensi alam dan budaya lokal yang ada.

photo
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil (Emil) melakukan peluncuran program OVOC di Desa Sukalaksana, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, Kamis (20/12).
Emil pun mengakui, dari sekitar 5.300 desa di Jabar, bentang alam di masing-masing desa cukup beragam. “Ada yang indah ada yang biasa saja. Oleh karena itu, desa yang memiliki potensi bentang alam yang indah harus dapat mengoptimalkan potensi itu,”  ujarnya.

Soal ketimpangan antara desa dan kota, ia pun mengamini bahwa negara mutlak perlu melakukan intervensi. Oleh karena itu, perlu penciptaan lapangan kerja di tiap-tiap desa.

“Sehingga, masyarakat di desa tak perlu mencari kerja di kota. Lewat OVOC, diharapkan masyarakat desa tetap dapat menikmati indahnya kehidupan di desa namun pendapatanya setara dengan masyarakat kota,” kata gubernur yang baru dilantik tiga bulan lalu tersebut.

Di satu sisi, ia pun mengamini bahwa dalam pengembangan desa tentu butuh modal yang tak sedikit. Oleh karena itu, Pemprov pun telah menyiapkan skema permodalan yang menggandeng perbankan yakni  PT Bank Pembangunan Jawa Barat (Bank BJB).

Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko yang melaksanakan tugas Direktur Utama Bank BJB, Agus Mulyana mengatakan, demi melancarkan program OVOC, Bank BJB siap memberikan dukungan untuk membuka akses keuangan perbankan di desa di lewat program BiSA Laku Pandai.

“Ini merupakan bentuk peran serta Bank BJB dalam peningkatan inklusi keuangan di Indonesia, khususnya di Jawa Barat. Kami pun hadir untuk percepatan akses keuangan dengan produk-produk perbankan sepertintabungan dan kredit di pedesaan. Oleh karena itu, kami pun siap berkontribusi pada layanan One Village One Bank,” kata Agus.

Ia pun menekankan bahwa selama ini Bank BJB  selalu mencermati potensi perekonomian di desa-desa. Selain itu, Bank BJB juga selalu berupaya menyelaraskan kegiatan usaha dengan program Pemprov Jawa Barat melalui produk dan program pemberdayaan desa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement