REPUBLIKA.CO.ID MATARAM -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (PBNW) Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) belum memutuskan untuk bergabung dengan partai politik mana pun setelah keluar dari Partai Demokrat. Ia membantah klaim Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh yang menyebut dirinya sudah bergabung dengan Nasdem.
Menurut TGB, ia masih berfokus pada dakwah dan berikhtiar membantu pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin untuk memenangkan pemilihan presiden 2019.
"Untuk saya pribadi, saya belum memutuskan masuk partai hingga saat ini. Saya fokus dakwah dan ikut berikhtiar membantu perjuangan Bapak Jokowi bersama Kiai Ma'ruf Amin," kata TGB kepada Republika, Senin (17/12).
Mantan gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) tersebut mengaku sangat menghormati Surya Paloh yang telah berkontribusi besar bagi Indonesia. "Pak Surya Paloh tokoh nasional. Sangat saya hormati. Kerja dan kontribusi kebangsaan beliau sudah teruji jauh sebelum beliau mendirikan Nasdem," ujar TGB.
Bergabungnya TGB ke Partai Nasdem dinyatakan oleh sang ketua umumnya sendiri, Surya Paloh, saat temu kader di Situbondo, Jawa Timur, Senin (17/12). Menurut Surya, TGB secara informal sudah bergabung ke Partai Nasdem, tetapi belum secara formal.
“Keluarga besar NTB ada di Nasdem. Formalnya belum, informalnya, ya, sudah. Formalnya sudah jelas, nanti (masuk NasDem) dan dalam proses,” kata Surya Paloh.
TGB merupakan salah satu tokoh besar keagamaan NTB yang pernah menjabat sebagai gubernur masa jabatan 2008-2013 dan 2013-2018. TGB sendiri mengawali karier politiknya dari PBB dan terakhir merupakan politisi Partai Demokrat.
Dalam kesempatan tersebut Surya Paloh juga menegaskan, partainya merupakan partai yang terbuka bagi semua kalangan. Tidak hanya dari kalangan politisi, Nasdem juga banyak menerima kader dari kalangan tokoh masyarakat, tokoh agama, artis, hingga mantan atlet.
Sebelumnya, Ketua DPW Partai NTB Barat H Muhammad Amin menegaskan, partainya terbuka jika Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi ingin bergabung dengan partai tersebut. “Kami welcome terhadap TGB, apalagi Nasdem merupakan partai terbuka,” kata Muhammad Amin di Mataram, Jumat (14/12).
Ia menilai peluang TGB untuk bergabung cukup besar, mengingat TGB saat ini merupakan tokoh nasional. Bahkan, TGB memiliki posisi penting di organisasi Islam terbesar di NTB, yakni Nahdlatul Wathan (NW). “Tentu Nasdem melirik yang berpotensi dan bisa membesarkan partai,” ujarnya. Selain TGB, pihaknya juga membuka diri bagi Wakil Gubernur NTB Hj Sitti Rohmi Djalilah.
Sejak mengundurkan diri dari Partai Demokrat karena mendukung paslon Jokowi-Ma'ruf, sejumlah partai menyatakan membuka pintu untuk TGB. Sebelum Nasdem, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) juga menyatakan akan menerima jika TGB ingin bergabung.
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, jika TGB ingin bergabung, harus ada titik temu antara PDIP dan TGB. Titik temu yang dimaksud adalah sosok yang ingin bergabung dengan PDIP harus memahami visi, misi, semangat, dan ideologi yang berdasarkan Pancasila.
“Mereka yang ingin bergabung tentu harus memiliki kesesuaian sikap dengan PDIP," tutur Hasto, Selasa (24/7) lalu.
Selain PDIP dan Nasdem, partai yang ingin mengajak TGB bergabung adalah Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Ketua Umum PPP Romahurmuziy (Romi) mengklaim ada sinyal positif terkait tertariknya TGB untuk bergabung ke partai berlambang Ka'bah itu.
Sinyal positif tersebut muncul karena TGB pada pekan lalu bertemu dengan Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP Suharso Monoarfa. Selain itu, Romi mengklaim ada ada kesamaan “warna” antara PPP dan TGB.
"Kami welcome, apalagi TGB sudah menemui Ketua Majelis Pertimbangan DPP Suharso Monoarfa, pekan lalu," kata Romi.
Menurut Romi, latar belakang yang melekat pada seorang TGB punya kecocokan dengan partai Islam tertua di Indonesia itu. Dia pun optimistis TGB bakal berlabuh ke PPP setelah menyatakan mengundurkan diri dari Partai Demokrat.
"Warna TGB cocok dengan PPP. Insya Allah positif," ujarnya. (ed: agus raharjo)