Ahad 16 Dec 2018 06:30 WIB

Hasto Jelaskan Alasan Masyarakat Takut Ganti Presiden

Sebelumnya, Prabowo mempertanyakan ketakutan sejumlah pihak untuk ganti presiden.

Rep: Bayu Adji Prihammanda/ Red: Ratna Puspita
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto berbicara kepada wartawan di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (31/8).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto berbicara kepada wartawan di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (31/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin Hasto Kristiyanto menilai, alasan masyarakat takut ganti presiden adalah karena calon penggantinya. Menurut dia, wajar bila tak mau ganti presiden lantaran sosok yang didorong untuk menggantikannya memang membuat takut masyarakat.

"Ya ganti pasti takut dong. Kalau yang ganti seperti itu, ya takut," kata Hasto dalam keterangan resminya, Sabtu (16/12).

Baca Juga

Hasto menilai. pada dasarnya figur Presiden Jokowi memang kuat tertanam di benak masyarakat. Karena kekuatan itu, lawan selalu memfitnah pejawat.

Ia mengatakan, adanya fitnah kepada Jokowi menunjukkan pejawat adalah sosok yang kuat. "Karena kalau di pemilu itu diserang, itu artinya kuat. Karena apa? Karena programnya sulit ditandingi, karena karakter (jujurnya) sulit ditiru," kata dia.

Ia menjelaskan, Jokowi merupakan pemimpin yang memiliki watak selalu turun langsung ke masyarakat untuk merangkul. Hal itu, lanjut dia, tanpa disertai drama. Menurut dia, menjadi konsisten merupakan hal yang tak mudah.

Sebelumnya, calon presiden Prabowo Subianto sempat mempertanyakan ketakutan sejumlah pihak untuk ganti presiden. Padahal, menurut dia, jabatan dan kekuasaan sifatnya sementara. 

"Kenapa orang ganti presiden takut? Ganti pengemudi itu biasa. Kalau mau ganti pilot yang pilotnya itu harus handal, harus bisa mengemudikan pesawat dan selain handal harus punya karakter dan akhlak yang baik. Ini tanggung jawabnya besar," jelasnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement