Sabtu 15 Dec 2018 15:00 WIB

200 Ha Sawah di Aceh Diserang Keong

Keong sudah menyerang selama hampir 20 tahun.

Seorang warga menunjukkan keong emas yang menjadi hama padi di Desa, Ngadudero, Sukolilo, pati, Jateng, Rabu (1/2). Warga memanfaatkan hama keong untuk lauk pauk yang dijual dengan harga Rp 4 ribu per kilogram.
Foto: Antara
Seorang warga menunjukkan keong emas yang menjadi hama padi di Desa, Ngadudero, Sukolilo, pati, Jateng, Rabu (1/2). Warga memanfaatkan hama keong untuk lauk pauk yang dijual dengan harga Rp 4 ribu per kilogram.

REPUBLIKA.CO.ID, MEULABOH -- Sekitar 200 hektare lahan sawah padi warga Desa Babah Lhueng, Kecamatan Pante Ceureumen, Kabupaten Aceh Barat, diserang hama keong. Hama ini mengancam keberhasilan panen.

Petani Desa Babah Lhueng, Saifudin (53), mengatakan, kondisi tersebut sudah hampir 20 tahun dialami oleh petani setempat setiap memasuki musim tanam. Hingga saat ini, belum ada solusi untuk mengusir keberadaan keong mas itu dari sawah.

"Kalau dalam istilah kami di sini 'aboe'. Sudah 20 tahun seperti ini, makanya saat bajak sawah kami lakukan beberapa kali pembersihan, mengutip sampai benar-benar bersih," katanya saat ditemui di pematangan sawah.

Saat ini petani di kawasan pedalaman Aceh Barat itu sedang melakukan penanaman bibit. Petani melewati proses pembibitan benih di area sawah di lokasi terpisah untuk mengamankan bibit dari keong mas.

Hama tersebut akan menggerogoti batang hingga akar tanaman padi, apabila itu terjadi maka proses penyemaian benih hingga penanaman padi tidak akan berhasil, sehingga pekerjaan petani akan sia-sia.

"Dimakan semua batang padi, kalau tidak dibersihkan maka tidak bisa tumbuh dengan selamat. Belum pernah kami laporkan ke pemerintah dan penyuluh pertanian, apalagi kami lakukan pemusnahan, Kami jauh dari kecamatan," keluhnya.

Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Aceh Barat Safrizal menyampaikan, hama itu berbahaya. Hama itu memakan tanaman muda, dan sangat berisiko apabila ditemukan saat baru dimulai penanaman.

"Kalau memang ditemukan saat baru tanam, itu ancaman karena keong mas ini memakan tanaman muda, tapi kalau umur padi sudah lewat 15 hari, justru keberadaan keong mas ini membantu memberantas ilalang," kata dia.

Safrizal, menyampaikan, selain dapat dibasmi dengan obat, petani juga bisa mengatasi hama itu dengan cara tradisional, yakni dengan cara menaikkan air penuh ke area sawah, kemudian dikeringkan air dan barulah dikutip.

Proses itu dilakukan saat pembajakan sebelum penanaman bibit padi. Itulah yang menjadi solusi petani tetap bisa menanam meski keong sudah menyerang selama 20 tahun.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement