REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Perusahaan Daerah (PD) Pasar Jaya, Arif Nasrudin, mengatakan pihaknya telah mengantisipasi lonjakan harga bahan-bahan pokok menjelang Hari Natal dan Tahun Baru di DKI Jakarta. Dia menyebut ada beberapa jenis komoditas yang perlu diantisipasi, yaitu beras dan juga cabai.
“Memang kemarin ini agak sedikit sensitif di beras. tapi kita sudah melakukan operasi pasar dari November ini,” kata Arif kepada Republika.co.id, Jumat (14/12).
Menurutnya, stok beras pada Bulog sendiri secara nasional masih cukup untuk kebutuhan nasional, paling tidak sampai tiga bulan mendatang. Dalam catatannya, Bulog masih menyediakan stok sekitar 2,3 juta sampai 2,4 juta ton.
Sementara, untuk stok di DKI Jakarta, kata dia, telah tersedia sekitar 500 ribu ton beras. Stok itu telah tersedia pada PT Food Station Tjipinang.
"Di Jakarta (kebutuhannya) 3.000 ton per hari untuk beras. Jadi ini stoknya sih cukup sampai angka tiga bulan ke depan ya. Jadi aman,” jelas dia.
Selain operasi pasar, kata dia, upaya lain adalah mengikuti Kementerian Perdagangan dalam menetapkan Harga Eceran Terrendah (HET). Dia menyebut, HET untuk beras medium adalah sebesar Rp 9.450 per kilogram.
Lalu, pihaknya juga menyebut adanya sistem peringatan dini bila stok beras menipis. “Jadi setiap saat itu, kan ada early warning food station, setiap pasokan kurang, akan kita refill," katanya.
Sementara, komoditas lain yang menjadi sorotannya adalah cabai merah besar. Menurutnya, meskipun stok termasuk aman, harga cabai merah besar sempat mengalami fluktuasi.
Akan tetapi, fluktuasi harga cabai merah tak berpengaruh besar terhadap harga bahan pokok yang lain. Meskipun demikian, pihaknya tetap melakukan antisipasi bila terjadi kekurangan pasokan.
Dari data yang tercatat di PD Pasar, harga cabai merah besar di DKI Jakarta telah meningkat sejak 1 Desember lalu. Harga cabai merah besar tercatat Rp 21.000, sementara pada 14 Desember tercatat Rp 28.000 per kilogram.
Dia pun akan memastikan pasokan beras dan cabai ke DKI Jakarta akan terus lancar dengan diawasi oleh Satgas Pangan. Pasokan-pasokan itu, kata dia, datang dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Timur, Sulawesi, dan juga Sumatera.
Dia pun menegaskan, untuk kebutuhan pokok lainnya seperti bawang, telur, dan juga daging sapi serta ayam, juga telah memiliki stok yang cukup. Terlebih, saat ini PD Dharma Jaya menyimpan stok daging ayam beku yang cukup untuk dua hingga tiga bulan.
Kepala Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan (KUMKMP) DKI Jakarta Adi Ariantara mengatakan antisipasi yang telah dilakukan oleh pihaknya telah dilakukan secara musiman. Hal itu telah dialami pihaknya selama bertahun-tahun.
“Saya rasa kalau pengalaman dari 16 tahun, lonjakan harga itu kalo penyediaan kurang permintaan tinggi. Kalo permintaan agak terlalu tinggi, saya kira aman,” jelas Adi dikonfirmasi Republika.co.id, Kamis (14/19).
Dia menyebut, pihaknya telah menyiapkan stok dan persediaan secara aman. Berdasarkan pengalaman, bila memang stok menipis, pemerintah pun segera menurunkan stok yang ada.