Kamis 13 Dec 2018 06:21 WIB

Brimob Dipersiapkan untuk Pengamanan Natal dan Tahun Baru

Pasukan khusus disebut Satuan KBR Pasukan Gegana untuk pengamanan VVIP.

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Andi Nur Aminah
Pasukan Brimob (ilustrasi)
Foto: Antara/Fanny Octavianus
Pasukan Brimob (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Jelang perayaan Natal dan Tahun Baru, Polri mempersiapkan prosedur pengamanan dengan mempersiapkan pasukan khusus Brimob. Pasukan khusus ini beranggotakan dari unsur pasukan Kimia Biologi Radioaktif atau yang disebut Satuan KBR Pasukan Gegana, untuk melakukan pengamanan VVIP.

“Jelang Natal dan Tahun Baru kita ikut back up, kami menyiagakan khususnya pengamanan VVIP termasuk sterilisasi,” ujar Dansat KBR Pasukan Gegana Brimob, Kombes, Desman S Tarigan di Markas Brimob, Kelapa Dua, Depok, Rabu (12/12).

Namun, Desman menjelaskan dari pantauan pihaknya hingga kini belum ditemukan ancaman- ancaman yang berkaitan dengan bahan kimia, biologi maupun radioaktif. "Sampai saat ini belum ada ancaman yang menggunakan KBR, mungkin di luar negeri sudah ada yang menggunakan virus. Tapi di Indonesia belum ada," terangnya.

Meskipun demikian, pihaknya tetap waspada dan tak ingin kecolongan. Salah satu upayanya adalah dengan terus melakukan latihan di tengah keterbatasan alat yang ada.

"Kami berharap peralatan kita semakin baik karena bahan-bahan KBR ini kan tidak bisa dengan mata terbuka harus alat khusus yang harganya cukup mahal. Dan, ini tidak bisa berjalan sendiri, harus melibatkan pihak-pihak terkait," papar Desman.

Menurut Desman, intinya, pihaknya sudah siap melakukan pengamanan Natal dan Tahun Baru. "Kita punya strategi jemput bola, sebelum terjadi kita lakukan pencegahan. Kita punya 157 personil. Di setiap Satuan Brimob di wilayah Polda juga kita punya," tuturnya.

Dia menambahkan, selain antisipasi aksi kejahatan yang berkaitan dengan penggunaan KBR, pasukan khusus tersebut juga turut memantau potensi bencana alam yang berdampak terhadap kawasan industri.

"KBR ini ada dimana saja, khususnya di bidang industri hingga rumah sakit. Nah jika terjadi bencana, tentu ini akan beresiko. Hal inilah yang jadi fokus perhatian kami saat ini," jelasnya.

Oleh sebab itu, lanjut dia, Satuan KBR Pasukan Gegana menggandeng pakar dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), guna melakukan pemetaan terhadap daerah-daerah yang dianggap rawan terjadinya bencana tersebut. "Prinsip kami adalah memberikan jaminan perlindungan pada masyarakat secara maksimal," tegasnya.

Sementara itu, Unsur Pengarah BNPB, Bambang Munadjat menjelaskan, sebelum melakukan penindakan terhadap bencana yang disebabkan oleh KBR perlu ada koordinasi dengan beberapa pihak.

"Kita tahu ada beberapa konsentrasi industri yang menghasilkan dan membuang limbah. Nah BNPB selalu berkoordiansi dengan lintas sektoral untuk menanggulangi persoalan itu," jelas dia.

Saat ditanya mengenai lokasi yang dianggap rawan terjadinya bencana dan berdampak pada zat berbahaya KBR, Bambang mengaku, hal itu berkaitan dengan bidang geologi.

"Yang jelas kita ini berada di wilayah lempengan, kondisi geologi kita seperti itu. Kalau persisnya itu bisa ditanyakan Badan Geologi. Intinya sangat dinamis, dan kita tidak tahu persis," pungkas Bambang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement